Hadi al-Ameri, seorang mantan menteri yang merupakan komandan milisi Syiah Badr, mengatakan dukungan dari Iran dan Jenderal Qassem Suleimani adalah sangat penting setelah pasukan pemerintah Irak runtuh ketika menghadapi serangan Negara Islam (IS).
“Kalau bukan karena kerjasama dari Republik Islam Iran dan Jenderal Suleimani, maka hari ini kita tidak akan menemukan pemerintahan yang dipimpin oleh Haider al-Abadi di Baghdad,” kata Hadi al-Ameri pada upacara peringatan tewasnya petinggi militer Iran yang tewas di Irak .
“Itu tidak akan ada (pemerintahan Irak),” katanya , menurut kantor berita Isna dan Fars.
Peringatan itu untuk petinggi Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hamid Taghavi, yang terbunuh oleh mujahidin IS di kota Irak Samarra pada bulan lalu.
Suleimani, komandan Pasukan Quds Iran – sayap Garda Revolusi – juga hadir pada peringatan itu.
Abadi mengambil alih perdana menteri Irak setelah Nuri al-Maliki, mereka adalah sesama Syiah yang memiliki hubungan dekat dengan rezim Teheran.
Militer Iran bergerak cepat dengan memasukan pasukan khususnya dibalik milisi Kurdi Irak dan mendukung pemerintahan Baghdad dengan penasihat militernya. Dan juga memberikan pelatihan bagi milisi Syiah untuk hadapi serangan dari Mujahidin Muslim Sunni.
Namun Teheran selalu membantah (berbohong) memiliki pasukan di lapangan dan menyatakan tidak pernah diundang untuk bergabung dengan koalisi militer pimpinan AS yang melakukan serangan udara terhadap IS di Suriah dan Irak.
Terutama Syiah Iran memiliki minat yang kuat dalam membela Irak, di mana IS menyatakan tujuannya adalah untuk menggulingkan rezim yang didominasi oleh Syiah. (Arby/Dz)