Sejumlah bintang Hollywood meminta foto-foto mereka dihapus dari situs sebuah perusahaan perhiasan berlian milik Lev Leviev, seorang milyarder Yahudi Amerika. Para aktris Hollywood itu tidak mau nama mereka diidentikkan dengan perusahaan yang ikut memberikan kontribusinya pada pembangunan pemukiman Yahudi di Israel dan berperan dalam pelanggaran hak asasi manusia di Afrika.
Para aktris itu antara lain Salma Hayek, Sharon Stone, Whitney Houston, Halle Berry, Drew Barrymore, Brooke Shields, Andie Macdowell, dan Lucy Liu, meminta Lev tidak lagi memasang foto-foto mereka di situs maupun seluruh toko berlian milik Lev, setelah dikontak oleh organisasi kemanusiaan Palestina, Adalah dan organisasi Yahudi anti-penjajahan Israel di Palestina yang berbasis di New York.
Kedua organisasi itu mengirimkan surat, melakukan negosiasi dan memberikan informasi pada perwakilan para aktris Hollywood tersebut, bahwa Leviev terlibat dalam pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia di Palestina dan Afrika Selatan. Kedua organisasi pro-Palestina itu juga meminta para aktris tersebut untuk menolak menjadi model perusahaan-perusahaan yang mendukung proyek-proyek Zionis.
Bukan sekali ini saja, para "model" perusahaan berlian Leviev meminta perusahaan itu menghapus foto-foto mereka yang sedang mengenakan perhiasan-perhiasaan produk Leviev. Pada bulan Oktober, duta untuk lembaga bantuan kemanusiaan Oxfam International Kristin Davis juga meminta fotonya diturunkan dari situs perusahaan Leviev.
Pada bulan Juni, UNICEF menyatakan menolak untuk menerima donasi apapun dari Leviev karena keterlibatan Leviev dalam pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, Palestina. UNICEF menegaskan bahwa mereka tidak menerima donasi dari organisasi, individu atau kelompok yang terlibat dalam suatu konflik.
Ethan Heitner dari organisasi Adalah menyatakan penghargaannya atas sikap para aktris Hollywood itu. "Kami berterimakasih pada para bintang ini yang telah bergabung bersama UNICEF, Oxfam dan mereka yang telah menjauhkan dirinya dari perusahaan-perusahaan Leviev yang telah melanggar hukum internasional di Palestina dan ikut berkontribusi dalam pelanggaran hak asasi manusia di Angola dan Namibia," kata Heitner.
Heitner mengatakan, Leviev telah memanfaatkan foto-foto para publik figur untuk "membersihkan" praktek-praktek bisnisnya yang melanggar etika. (ln/aby)