Igal Naor, seorang aktor asal Israel terpilih untuk memerankan tokoh Saddam Hussein-mantan penguasa Irak-dalam film serial baru yang akan diproduksi BBC bekerjasama dengan HBO. Film serial ini akan diputar di Inggris.
Naor yang sebelumnya pernah ikut membintangi film produksi Hollywood "Munich" dan "Rendition", akan menjadi pemeran utama film yang mengangkat kisah kehidupan Saddam Hussein selama hampir 24 tahun menjadi penguasa di Irak. Memerankan tokoh Saddam Hussein, ternyata bukan perkara mudah bagi Naor. Ia menolak pernyataan yang mengatakan bahwa perannya sebagai Saddam Hussein akan memicu kontroversi karena ia seorang Israel.
"Kami adalah aktor, seniman, kenapa yang dilihat kami sebagai orang Israel, Libanon atau Mesir?" kata Naor, yang sebenarnya orang Arab. Ia dibesarkan di Israel di tengah komunitas orang Yahudi Irak yang meninggalkan Baghdad setelah berdirinya "negara" Israel 60 tahun yang lalu.
Naor mengingatkan, komunitas Yahudi dari Irak setidaknya menunjukkan ada sebuah "Baghdad kecil" di Tel Aviv. "Timur Tengah, Irak adalah wilayah saya. Saya memahami apa yang disebut kebutuhan khusus berupa kehormatan, kebangggaan karena saya hidup dalam suasana peperangan dan pertumpahan darag, " kata Naor tentang Israel.
Naor menceritakan pengalamannya ketika Irak menembakkan sebuah misil ke Israel pada tahun 1991 dan jatuh tak jauh dari rumahnya. "Sebagai seorang Israel, Saddam adalah musuh. Tahun 1991, sebuah misil ditembakkan ke Tel Aviv dan jatuh sekitar 50 meter dari rumah saya. Misil seberat satu ton itu meledak, beruntung kami selamat, " ungkap Naor. Tapi peristiwa itu, tidak membuatnya membenci Saddam.
Bagi Naor, Saddam adalah sebuah tragedi bukan hanya bagi orang-orang dekat Saddam tapi juga bagi rakyat Irak. Saddam adalah pahlawan yang hidupnya berakhir dengan tragis.
Sementara itu sutradara dan penulis skenario film Saddam Hussein Alex Holmes mengatakan, film yang dibuatnya tentang mantan penguasa Irak diharapkan bisa membantu para pemirsanya untuk memahami tentang sosok Saddam Hussein yang oleh Barat dikecam karena invasinya ke Kuwait, dituding sebagai diktator dan pembangkang.
"Yang saya harapkan adalah sedikit pemahaman, bukan untuk menimbulkan rasa simpati. Penonton diharapkan memiliki pehamanan yang lebih baik tentang Saddam, itulah tujuan kami, " ujar Holmes. (ln/al-arby)