Sejumlah organisasi advokasi hak asasi manusia di AS akan menggelar aksi protes terhadap Israel Philharmonic Orchestra (IPO) yang akan menggelar pagelaran musiknya di tujuh kota di AS selama bulan Februari-Maret.
Kelompok organisasi HAM di AS itu menuding IPO ikut mendukung kebijakan "apartheid" yang dilakukan rezim Zionis Israel atas rakyat Palestina. Untuk itu mereka akan menggelar aksi pro-Palestina di enam kota tempat penyelenggaraan konser IPO, yaitu West Palm Beach, New York City, Newark, Seattle, San Francisco dan Los Angeles.
Aksi protes akan melibatkan komunitas Palestina di AS yang selama ini mengkampanyekan gerakan "boikot Israel." Mereka menganggap konser IPO di AS merupakan bagian dari kampanye "pemulihan citra Israel" di luar negeri, yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri Israel, untuk mengalihkan perhatian publik dunia dari penjajahan dan penindasan yang dilakukan rezim Israel terhadap rakyat Palestina.
Salah satu perusahaan yang mensponsori konser IPO di AS adalah jutawan Israel Lev Leviev. Perusahaan-perusahaan milik Leviev terlibat dalam pembangunan pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan dalam berbagai pelanggaran kemanusiaan dalam bisnis berlian di Afrika Selatan.
Lembaga internasional seperti UNICEF, CARE, Oxfam, termasuk pemerintah Inggris dan Norwegia serta sejumlah bintang Hollywood dan perusahaan-perusahaan investasi internasional ikut mengecam aktivitas perusahaan Leviev di Israel dan Afrika Selatan.
Sementara itu, gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) untuk melawan penjajahan Israel di Palestina, juga makin mendunia dan mendapat banyak dukungan, antara lain dari kalangan artis level dunia, seperti Elvis Castello, Gil Scott-Heron, Roger Waters, Devendra Banhart dan The Pixies. Mereka menolak konser di Israel sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye BDS. (ln/imemc)