Rezim Suriah telah mengubah sebuah bandara militer di kota Hama menjadi salah satu penjara yang paling ditakuti, di mana tahanan berdesakan dalam hanggar dan terjadinya penyiksaan yang mematikan, aktivis, pengawas dan mantan tahanan mengatakan.
Dikenal sebagai situs dari pemberontakan tahun 1982 yang menewaskan puluhan ribu orang yang dibantai oleh ayah Presiden Bashar al-Assad, Hafez al-Assad, Hama juga telah menderita dalam pemberontakan yang saat ini terjadi di Suriah.
Aktivis di Hama juga mengambil bagian dalam pemberontakan yang pecah pada bulan Maret tahun lalu, namun menyusul pengepungan hampir enam minggu di musim panas 2011, pasukan tentara dan keamanan Suriah berhasil mengambil kontrol penuh kota tersebut.
Penahanan dilakukan hampir setiap hari oleh pasukan keamanan terhadap para oposisi pemerintah, tim pengawas dan aktivis mengatakan.
Mereka yang ditahan sering dikirim ke bandara militer Hama, yang bandara itu tidak hanya mengirimkan pesawat tempur pada serangan udara, tetapi juga digunakan sebagai penjara oleh layanan intelijen Angkatan Udara.
“Bandara ini dikenal sebagai tempat di mana pelanggaran hak asasi manusia terburuk terjadi terhadap semua para tahanan,” kata seorang aktivis Hama yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abu Ghazi kepada AFP melalui Skype.
“Para tahanan disiksa dimanapun mereka diciduk,” kata Abu Ghazi.
“Tapi bandara sangat menakutkan. Orang rela membayar suap hanya untuk ditransfer dari sana ke pusat-pusat penahanan lainnya.”
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah badan pengawas yang telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi di Suriah sejak 2006, mengatakan bandara telah menjadi terkenal karena bentuk-bentuk terburuk dari penyiksaan dan pembunuhan tahanan terjadi di sana.
“Setelah pecahnya revolusi Suriah pada Maret tahun lalu, pihak berwenang mulai membunuh demonstran dan meluncurkan penumpasan terhadap siapa saja yang dicurigai berpartisipasi dalam pemberontakan,” kata Observatorium dalam sebuah pernyataan minggu ini.
Dengan begitu banyak aktivis yang dicurigai ditahan dan penjara yang penuh, rezim terpaksa menggunakan berbagai fasilitas umum di seluruh negeri untuk penahanan, dari stadion sepak bola hingga sekolah-sekolah.
Bandara militer Hama telah memperoleh reputasi terburuk dari semua penjara tidak resmi yang ada di Suria, menurut Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman.
“Ribuan tahanan, muda dan tua, menderita bentuk penyiksaan dan pembunuhan yang paling brutal. Karena bukan penjara resmi, tidak ada catatan tahanan yang ditahan di sana,”katanya.
“Kadang-kadang lebih dari 500 tahanan dijejalkan dalam satu hanggar pesawat, yang panasnya bisa mencapai di atas 50 derajat Celcius di musim panas dan telah menyebabkan kematian banyak orang dengan penyakit jantung atau masalah pernapasan.”
Observatory mengatakan mayat mereka yang tewas dibiarkan selama berhari-hari di antara para tahanan, yang tidak memiliki akses ke toilet dan dipaksa untuk buang air besar di hanggar.(fq/afp)