Aktivis perdamaian di AS mulai meragukan kesungguhan presiden baru mereka Barack Obama untuk menciptakan perdamaian, setelah melihat beberapa orang yang sudah ditunjuk atau diproyeksikan akan masuk kabinet pemerintahan Obama.
Beberapa orang yang dinominasikan masuk kabinet Obama, menurut para aktivis itu adalah orang-orang yang mendukung perang AS di Irak. Mereka berharap Obama, keberadaan orang-orang tersebut tidak mengubah komitmen Obama terhadap perdamaian.
"Obama dalam kampanyenya menyampaikan pemikiran bahwa perang tidak dibenarkan, tapi dia menyampaikan pesan yang sangat berbeda karena memasukkan orang-orang yang sejak awal mendukung perang dalam jajaran pemerintahannya," kata Kelly Dougherty, direktur eksekutif Iraq Veterans Against the War.
Beberapa politisi yang disebut-sebut akan masuk ke kabinet Obama adalah Hillary Clinton, John Kerry dan Richard G. Lugar yang dinominasikan sebagai menteri luar negeri. Juga ada nama mantan diplomat Richard C. Holbrooke.
Semua politisi itu adalah pendukung perang AS di Irak. Cuma Lugar yang kemudian menyatakan menyesal telah mendukung perang Bush di Irak. Sedangkan Clinton, selain mendukung perang di Irak, juga ikut mendukung kebijakan AS memasukan Korps Garda Revolusi Iran ke dalam daftar organisasi teroris. Tokoh lainnya di sekitar Obama yang juga mendukung perang AS di Irak adalah wakil presiden Obama sendiri, Joe Biden.
Pesimisme bahwa Obama serius dengan komitmen perdamaian setelah melihat nominator orang-orang yang akan masuk ke kabinet Obama, juga diungkapkan aktivis dari Institute for Public Accuracy. Menurutnya, tak satupun dari 23 senator atau 133 anggota Dewan yang menentang perang di Irak masuk dalam nominasi kabinet Obama.
Direktur Eksekutif Peace Action, Kevin Martin mengungkapkan kegundahannya melihat politisi yang akan menjadi pembantu Obama menjalankan pemerintahannya. "Kami yakin, tim Obama akan mendapat tekanan kuat untuk memikirkan kembali rencana penarikan mundur dari Irak. Maka, dalam jangka pendek, kita harus siap kecewa," kata Martin.
Martin mengatakan, organisasinya sudak mengirimkan surat pada semua anggotanya untuk terus mengkritisi Obama. "Banyak yang memuja Obama, kita harus berjalan di jalur ini dimana kita tidak bisa secara langsung mengkritik Obama," sambung Martin.
Meski banyak yang skeptis, beberapa aktivis anti-perang seperti Tom Andrews dari Win Without War mengaku tetap opimis Obama akan memenuhi janji-janji kampanyenya. "Saya pegang ucapan Obama bahwa ia punya komitmen untuk mengakhiri perang di Irak dalam jangka waktu 16 bulan dan di akan menghimpun sebuah tim yang juga punya komitmen untuk tujuan itu," tukas Andrew. (ln/iol)