Hari-hari ini, Presiden Palestina sedang menanti keputusan akhir Hamas terkait poin poin yang tertera dalam Rekomendasi Tahanan Palestina yang antara lain menganjurkan pengakuan terhadap Israel. Namun ikatan tawanan Israel yang merupakan aktivis Hamas mengeluarkan pernyataan yang membantah bahwa rekomendasi tahanan itu merupakan kesepakatan seluruh tahanan.
Rekomendasi tersebut memang merupakan langkah rekonsiliasi dan upaya memperjuangkan Palestina di satu sisi, namun di sisi lain, memuat pula poin pengakuan Israel yang sangat sensitif bagi perjuangan Palestina ke depan. Dan ternyata, rekomendasi itupun tidak mewakili seluruh tokoh Palestina yang dipenjara, kecuali orang-orang tertentu saja.
Meski begitu, Abbas tetap saja menganggap rekomendasi itu nyaris menjadi kitab suci yang kemudian menjadi alasan untuk melakukan referendum nasional guna menentukan sikap Palestina, apakah sepakat dengan tawaran rekomendasi para tahanan Palestina dalam soal pengakuan Israel, atau tidak.
Beberapa hari lalu, ikatan tawanan Israel yang merupakan aktivis Hamas mengeluarkan pernyataan yang membantah bahwa rekomendasi tahanan itu merupakan kesepakatan seluruh tahanan. Berikut kutipan teks pernyataan mereka:
Kami para tahanan Hamas di penjara Nafaha, Asqalan, Saba, Naqb, Aufar, Magedo, setelah membaca poin kesepakatan nasional yang disebarkan pada harian Al-Quds (11/5), menjelaskan beberapa fakta berikut:
1. Kami mendukung berbagai upaya dan usulan yang mendukung dan menjunjung persatuan nasional Palestina dan mendorong adanya persatuan politik bersama serta program nasional bersama untuk memelihara persatuan dan mempersatukan
2. Kami mewakili tahanan Hamas di penjara tersebut di atas sama sekali tidak terlibat dalam tahap pembuatan teks rekomendasi itu, dan tidak melihatnya kecuali saat dilansir oleh harian Al-Quds 11 Mei 2006. Karena itu, rekomendasi tersebut tidak mewakili para tahanan di penjara secara keseluruhan, kecuali mereka yang mendandatanganinya.
3. Isi rekomendasi itu juga tidak benar benar mewakili pendapat kami dalam memandang sejumlah permasalahan besar palestina yang dituliskan di dalamnya. Bahkan kami memiliki pandangan yang sama sekali bertolak belakang terhadap sejumlah permasalahan meski di sisi lain, ada pula yang kami sepakati.
4. Sebagai tahanan penjara dan aktifis Hamas, dalam menyikapi seluruh permasalah politik dan permasalahan bangsa, kami akan selalu mengutamakan dan merujuk pimpinan Hamas. Hamas juga selalu berupaya melibatkan banyak komponen untuk mendiskusikan sejumlah keputusan penting, meskipun keberadaannya saling berjauhan. Karena itu, ditetgaskan bahwa pimpinan politik Hamas adalah lembaga yang paling berhak menentukan sikap politik final terkait masalah masalah yang ada.
Penolakan kami terhadap proses rekomendasi ini, dan penolakan kami terhadap isinya sama sekali tidak mengurangi tingginya persaudaraan terhadap pihak-pihak yang membuatnya. Kami percaya bahwa latar belakang yang mendorong mereka satu-satunya adalah memelihara masa depan Palestina dan berupaya menyatukan Palestina serta keinginan yang tulus mencari jalan keluar bagi permasalahahn politik saat ini, dan rasa tanggung jawab mereka yang tinggi. (Tertanda: Tahanan Hamas di penjara Nafaha, Asqalan, Saba, Naqb, Aufar, Magedo). (na-str/pic)