Perjuangan warga Muslim Kashmir India memang kerap terlupakan. Sudah empat hari ini mereka melakukan aksi protes atas penyerahan sebidang tanah di wilayah mereka untuk kepentingan umat Hindu. Pada hari keempat aksi protes Kamis kemarin, bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian tidak terhindarkan lagi.
Sejumlah saksi mata mengatakan, sedikitnya 30 orang luka-luka karena polisi menggunakan kekerasan untuk membubarkan aksi protes tersebut. Polisi melepaskan tembakan ke udara, memukul dan melemparkan gas air mata pada ratusan pemuda yang melempari aparat dengan batu dan meneriakkan slogan-slogan "Kami ingin kebebasan" dan "Hentikan penyerahan tanah pada India."
"Situasi di kota sangat tegang, " kata kepala polisi kota Srinagar, Syed Mujtaba.
Tiga orang dilaporkan tewas akibat tembakan polisi selama aksi protes yang berlangsung sejak hari Senin. Sedangkan jumlah korban luka sampai hari keempat mencapai 180 orang.
Aksi protes dipicu oleh keputusan pemerintah lokal untuk mengalokasikan sebidang tanah di wilayah yang didominasi warga Muslim itu pada Shri Amarnathji Board, sebuah lembaga umat Hindu. Di tanah itu rencananya akan dibangun tempat-tempat peristirahan untuk umat Hindu dari India yang setiap tahun melakukan perjalanan ziarah ke sebuah gua di wilayah Kashmir
Dulu, para peziarah Hindu itu tinggal di tenda-tenda. Tapi jumlah peziarah yang terus bertambah setiap tahunnya, tahun lalu bahkan mencapai 400 ribu orang, memerlukan fasilitas penginapan yang lebih baik.
Warga Kashmir yang memprotes pemberian tanah itu mencurigai rencana pembangunan fasilitas-fasilitas untuk peziarah Hindu di wilayahnya, sebenarnya bertujuan untuk mengubah demografi Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim.
"Ini adalah sebuah konspirasi untuk menempatkan warga Hindu dari luar di desa-desa Kashmir, sehingga nantinya warga Muslim menjadi warga minoritas di sini, " kata Syed Ali Geelani.
Apalagi, menurut para ahli lingkungan, bangunan-bangunan yang dibangun di hutan-hutan Kashmir akan merusak sistem ekologi yang sudah rapuh. Tapi, pimpinan negara bagian Jammu dan Kashmir, Ghulam Nabi Azad menyatakan bahwa tidak akan ada pembangunan di kasawan hutan.
Aksi protes yang terjadi di Kashmir, mengingatkan pada aksi protes anti-India di Srinagar dan di desa-desa Kashmir lainnya pada era tahun 1990-an. Pada saat itu ribuan orang turun ke jalan, menyerukan pemisahan Kashmir dari India.
Wilayah Kashmir yang berada di kawasan pegunungan Himalaya dan dijuluki "Swiss" nya Asia Selatan ini berada di bawah kekuasaan dua negara, ada Kashmir yang berada di bawah kekuasaan negara Pakistan dan Kashmir yang berada di bawah kekuasaan India. (ln/iol)