Bentrokan nyaris terjadi antara kelompok pendukung Pastor Terry Jones dan kelompok yang penentang pastor yang memerintahakn membakar Quran itu, akhir pekan ini. Keduanya berhadap-hadapan saat Jones dan para pendukungnya menggelar aksi unjuk rasa antisyariah Islam di Balai Kota Dearborn.
Jones sejak lama memang ingin menggelar aksi unjuk rasa itu di kota Dearborn, tepatnya di depan Islamic Center di kota tersebut. Rencana aksinya pekan lalu gagal karena ia dipanggil pengadilan. Oleh pengadilan, Jones dilarang melakukan aksi unjuk rasa atau mendekat ke kompleks Islamic Center. Tapi Jones mengancam akan tetap melakukan unjuk rasa antisyariah Islam dan memindahkan lokasinya ke Balai Kota.
Jones dan kelompoknya mengabaikan perintah polisi agar tidak mendekat ke depan barikade polisi yang sudah berjaga-jaga di Balai Kota. Tapi Jones malah maju ke depan barikade dan melakukan orasi.
Dalam orasinya, Jones banyak melontarkan pernyataan bernuansa kebencian terhadap Islam dan Muslim, bahkan mengecam Presiden Barack Obama serta beberapa kali menghina serta mencoba memprovokasi kelompok yang sejak awal menentang kehadiran Jones di Dearborn.
Beberapa pengunjuk rasa anti-Jones yang didominasi anak-anak muda itu marah dan menerobos barikade polisi. Mereka berjalan di sepanjang Michigan Avenue, melempar botol dan sepatu mereka ke arah kelompok pendukung Jones. Seorang perempuan bahkan berusaha meludahi Jones.
Polisi antihuru hara yang sudah siap dengan pentungan masker segera membuat barikade untuk membatasi dua kelompok yang sudah berhadap-hadapan dalam kondisi marah itu. Para pemuka komunitas Arab-Muslim dan polisi mencoba menenangkan kelompok anti-Jones dan menyuruh mereka mundur.
Massa makin banyak ketika Jones mulai angkat bicara. Ia mengataka bahwa banyak wilayah di Amerika, contohnya seperti Dearborn, yang sudah berada di bawah kendali syariah atau hukum Islam. Di depan sekitar 100 orang pendukungnya, yang kebanyakan datang dari New York City Jones mengatakan, "Kita tidak akan pernah mengizinkan syariah diberlakukan di Amerika."
Di bagian lain orasinya, Jones mencela doktrin-doktrin Islam yang menurutnya mengajarkan orang untuk berbohong. Jones juga mengecam pidato Presiden Barack Obama di Kairo beberapa waktu lalu, yang mengatakan bahwa Islam bagian dari sejarah Amerika.
"Islam tidak akan pernah menjadi bagian dari sejarah Amerika," tukas Jones.
Pastor Wayne Sapp–pastor yang membakar Quran atas perintah Jones–ikut berorasi. "Ini waktunya orang-orang Kristen untuk berkuasa," katanya sambil mengacungkan spanduk bertuliskan "Ban Sharia Law in USA".
Namun suara orasi Jones dan Sapp hampir tenggelam oleh teriakan kerumunan massa anti-Jones yang meneriakkan kata-kata "Pulang kau Terry Jones !" dan "U-S-A! U-S-A !" sambil melambai-lambaikan bendera AS.
Bengunjuk rasa anti-Jones yang sebagai besar anak muda dan kalangan Muslim serta Arab Amerika, melempar sepatu ke arah Jones, sebagian lagi mengancungkan Quran, dan melamba-lambaikan bukan hanya bendera AS tapi juga bendera Palestina dan Lebanon.
Massa anti-Jones yang jumlahnya sekitar 600 orang, menggelar aksi tandingan meski para pemuka Muslim sudah menghimbau agar komunitas Muslim tidak melakukan aksi protes tandingan itu.
Meski berhadap-hadapan dan suasana sempat panas, aksi massa berlangsung aman dan tertib. Polisi hanya menangkap dua orang ketika nyaris terjadi bentrokan.
Walikota Dearborn John O’Reilly mengecam aksi unjuk rasa Jones dan menyatakan bahwa Jones telah mengganggu kenyamanan dan ketentraman penduduk kota serta melanggar perintah untuk tidak mendekati barikade polisi.
Reilly menyebut Jones sebagai "pembuat onar" karena telah menakut-nakuti rakyat AS yang saat ini masih terlilit krisis ekonomi. "Tujuan Jones cuma cari uang untuk gerejanya di Florida, karena ditinggalkan banyak jamaahnya. Dia punya bisnis online untuk menciptakan rasa takut dan kebencian," tandas O’Reilly. (ln/IW)