Korban kembali berjatuhan dalam perayaan hari Asyura Muslim Syiah di Irak. Ledakan bom dan serangan dari kelompok bersenjata, menyebabkan pulhan orang tewas dan luka-luka
Ledakan bom pertama terjadi di kota Khanaqinn, sebelah timur laut Baghdad. Aparat kepolisian menyatakan, bom tersebut disembunyikan di sebuah tong sampah dan meledak saat warga Muslim Syiah sedang melakukan prosesi Asyura.
Ledakan kedua terjadi di luar sebuah masjid di kota Balad Ruz, provinsi Diyala. Penyebabnya adalah bom bunuh diri yang dilakukan di tengah 150 warga Syiah yang juga sedang memperingati hari Asyura. Akibat ledakan bom bunuh diri itu, 23 orang tewas dan 57 luka-luka.
Di tempat lain, sekelompok orang bersenjata menembaki sebuah minibis berisi Muslim Syiah yang akan menuju ke sebuah masjid di distrik Bayaa, Baghdad. Aksi penembakan itu menyebabkan empat orang tewas dan enam orang luka-luka.
Bukan hanya warga Syiah yang menjadi korban dalam peringatan hari Asyura, Selasa (30/1) di Irak. Warga Sunni di distrik Adhamiya, Baghdad, juga mengalami serangan mortir yang menewaskan 17 orang.
Meningkatnya aksi kekerasan terhadap warga sipil di Irak, memaksa otoritas pemerintah Negeri 1001 Malam itu mengerahkan sekitar 11. 000 pasukan dan tentara ke kota Karbala, yang menjadi sentral peringatan hari Asyura.
Hari Asyura yang diperingati setiap tanggal 9-10 Muharam adalah hari suci bagi Muslim Syiah untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein-oleh Muslim Syiah disebut sebagai Imam Hussein-dalam perang di Karbala 1. 300 tahun yang lalu.
Dalam peringatan ini, Muslim Syiah melakukan ritual dengan melukai tubuhnya sendiri sampai berdarah-darah, sebagai ungkapan kesedihan dan penyesalan karena tidak mampu melindungi Hussein.
Dengan berpakaian serba putih dan darah yang mengalir dari kepala atau punggung mereka, kaum lelaki Syiah dari berbagai usia berjalan kaki menuju makan Imam Hussein di kota Karbala.
"Cuma hal kecil ini yang bisa kami lakukan buat Imam Hussein, yang telah mengorbankan diri dan ke luarganya untuk menyelamatkan agama yang sebenarnya, " kata Ali Muhammad yang melukai tangannya sendiri dengan pedang.
"Kami tidak merasa sakit. Tapi justru merasa bahwa kami bersama Imam Hussein, " sambungnya. (ln/aljz)