Aksi kekerasan terhadap warga Muslim Syiah di Baghdad masih berlanjut dan menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya bentrokan sektarian yang tidak bisa dicegah. Sejauh ini korban yang jatuh akibat aksi kekerasan susulan berjumlah 58 orang tewas dan 180 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pada Selasa (28/2) malam, sebuah bom meledak di luar sebuah masjid Syiah di al-Hurriya, utara Bagdhad. Aparat keamanan lokal menyebutkan, ledakan itu menewaskan 21 orang dan melukai 43 orang lainnya. Ledakan itu terjadi tidak lama setelah 3 bom lainnya meledak dalam jangka waktu hampir bersamaan di wilayah yang didominasi warga Syiah di kota Baghdad yang menewaskan 30 orang dan melukai 130 orang.
Mengomentari kekerasan yang terus berlanjut, Presiden AS George W. Bush mengatakan, Irak harus memilih ‘kekacauan atau persatuan.’
Aksi-aksi ledakan itu diduga terkait dengan dimulainya kembali pengadilan terhadap Saddam Hussein setelah ditunda dua minggu lamanya. Beberapa jam sebelum pengadilan Saddam dimulai, sebuah ledakan bom menghancurkan makam ayahnya, Hussein al-Majid di kota Tikrit.
Pemerintah Irak menyatakan, sejak peristiwa serangan bom ke Masjid Emas di Samarra yang dilanjutkan dengan bentrok sektarian antara Muslim Sunni dan Syiah, korban tewas mencapai 379 orang dan korban luka 458 orang.
Meski demikian, pihak kamar mayat di Baghdad mengatakan mereka hanya menerima 309 jenazah dan kebanyakan korban aksi kekerasan. Data dari kamar mayat menunjukkan, sepanjang tahun 2005 mereka mengurus sekitar 10.080 mayat.
Pada Selasa pagi, terjadi aksi bom bunuh diri di tengah antrian orang yang sedang membeli minyak tanah di Al-Amin, sebelah tenggara Baghdad. Sumber di kementerian dalam negeri melaporkan, ledakan bom mobil juga terjadi Jadida dan di sebuah pasar di pusat distrik Karada, menewaskan 6 orang.
Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan, dua tentaranya ditemukan tewas di kota Amarra, sebelah selatan Irak. Sementara aparat kepolisian Irak menemukan 9 mayat di kota Baquba.
Kekerasan-kekerasan sepanjang hari Selasa kemarin terjadi setelah jam malam di kota Baghdad dicabut. Suasana kota setelah dicabutnya jalam malam masih nampak lengang. Warga Masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah karena masih takut akan terjadi bentrok sektarian lagi. (ln/aljz)