Aksi kekerasan di Irak belum berhenti. Tiga orang dilaporkan tewas dan 20 lainnya terluka dalam sebuah bom bunuh diri di Sekretariat Persatuan Nasional Kurdistan pimpinan Masud Al-Barzani saat orang-orang Kurdi merayakan hari Nouruz di Kota Mshul, selatan Irak.
Di Fallujah, sumber medis di rumah sakit setempat memberikan keterangan tentang tewasnya 47 orang, 8 di antaranya anggota kepolisian. Mereka tewas setelah terjadi baku tembak antara aparat keamanan Irak dan militer AS dengan kelompok milisi yang menyerang sebuah pos polisi. Dalam insiden itu, 30 milisi juga dilaporkan tewas.
Dari Baghdad, militer AS mengklaim telah menewaskan lima milisi bersenjata, sementara tiga milisi lainnya berhasil ditangkap dalam sebuah serangan terhadap pabrik granat di utara ibukota Irak.
Aksi kekerasan lainnya terjadi di pusat dan selatan Baghdad. Sumber-sumber keamanan Irak menyebutkan enam orang tewas dan 21 lainnya terluka. Sementara di kawasan Al-Jiaarah, tiga orang dilaporkan terbunuh dan sembilan lainnya terluka akibat bom RPG.
Masih di Baghdad, dua aparat kepolisian tewas dan tiga lainnya terluka akibat terkena ledakan bom saat aparat itu melakukan operasi pemeriksaan di pusat kota. Dilaporkan pula, seorang anak tewas dan sembilan terluka akibat ledakan keras bom AS di dekat gedung Departemen Keuangan.
Aksi-aksi kekerasan di berbagai lokasi di Irak itu berbarengan dengan ditemukannya 32 mayat personil kepolisian dengan luka tembak di sekujur tubuhnya. Sementara di Moshul ditemukan tujuh mayat dengan luka tembak.
Sementara itu, pihak militer AS di Irak membebaskan orang kepercayaan tokoh muda Syiah Moqtada Ash-Shadr, setelah ditahan selama dua tahun. Sementara aksi kekerasan di Negeri 1001 Malam itu masih berlanjut. Puluhan orang tewas dan terluka.
Pejabat penting di Kantor Perdana Menteri Irak Nauri Al-Maliki menjelaskan bahwa, pembebasan Ahmad Asy-Syaibani, juru bicara Ash-Shadr, atas permintaan dari Al-Maliki.
Asy-Syaibani ditangkap militer AS pada Agustus 2004 lalu, dalam kontak senjata antara AS dengan Tentara Al-Mahdi pimpinan Ash-Shadr di Najaf, Irak. (ilyas/aljzr)