Di San Francisco-Amerika Serikat, gabungan para aktivis dari aktivis – Palestina, anti-Zionis Israel, dan aktivis Hak Imigran – melakukan aksi dengan memblokir jalan masuk ke konsulat Israel, kemarin pagi. Mereka memprotes akan serangan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Aksi mereka tersebut dilakukan dengan cara merantai diri mereka sendiri serta memblokir pintu masuk gedung konsulat Israel. Aksi mereka di organisir oleh orang-orang Palestina dan Yahudi yang menentang serangan Israel ke Gaza. Mereka menuntut supaya segera dibuka jalur untuk masuk ke wilayah tersebut, baik jalur darat, udara dan laut – agar suplai bantuan kemanusiaan bisa segera masuk . Mereka juga menuntut supaya segera diakhiri dukungan finansial dan politik Amerika terhadap Israel.
"Selama enam puluh tahun, Israel telah berusaha untuk menghapus orang-orang Palestina serta memaksa mereka keluar dari rumah mereka dan tanah mereka sendiri, membuat mereka kelaparan dan membunuh mereka," kata Maria Poblet, seorang aktivis imigran . "Blokade dan serangan ke Gaza tidak bisa diterima, serangan yang brutal itu telah membunuh warga sipil, dan itu merupakan bagian dari strategi Israel."katanya lagi.
Para aktivis melakukan aksi bertujuan untuk membela warga Gaza serta meningkatkan tekanan terhadap Israel yang telah mengakibatkan terjadinya tragedi kemanusiaan di Gaza yang telah memasuki hari ke 21.
Aksi ini merupakan satu rangkaian panjang dari aksi-aksi yang akan dilakukan di Toronto, New York serta Los Angeles.
Penyelenggara aksi menegaskan bahwa situasi di Gaza saat ini bukan merupakan konflik antara dua kelompok dengan kapasitas yang setara, dan bukan pula motif Israel mempertahankan diri. Mereka juga mengkritik kebijakan AS yang setiap tahun menyumbangkan dana bantuan sebesar 3 miliar dollar kepada Israel, dan menggunakan dana bantuan tersebut untuk menambah peralatan tempurnya.
Salah seorang peserta aksi Sara Kershnar dari Jaringan International Yahudi anti-Zionist yang ikut pada aksi itu mengatakan: "Hari ini, sebagai orang Palestina, Yahudi, dan aliansinya kami bersatu, kita membuat posisi kita jelas: kita di satu sisi, yaitu sisi keadilan; dan Israel, di sisi lain, sebagai sebuah negara apartheid . " (fq/ijsn)