Pengangguran di AS bertambah lagi setelah Citigroup mem-PHK 50.000 karyawanannya. Krisis finansial menyebabkan salah satu bank terbesar di dunia itu terus mengalami kerugian dan ini adalah kali kedua Citigroup melakukan pemutusan hubungan kerja dengan jumlah yang lebih besar.
Pada bulan Oktober lalu, Citigroup telah mem-PHK 22.000 orang setelah sebelumnya merumahkan 13.000 pegawainya. Sampai saat ini, pegawai Citigroup yang jumlahnya mencapai 375.000 orang pada tahun 2007 sudah berkurang sebesar 20 persen.
PHK besar-besaran yang dilakukan Citigroup menunjukkan makin suramnya kondisi perekonomian di AS. Dana talangan milyaran dollar yang digelontorkan pemerintah AS, ternyata tak mampu menyelamatkan industri perbakannya yang ternyata sangat rapuh.
Bank yang berbasis di New York itu selama kuartal ketiga mengalami kerugian sebesar 2,6 milyar dollar, yang memaksa bank-bank tersebut mengurangi asset-assetnya sebesar lebih dari 20 persen. Selain PHK, Citigroup juga akan melepas bisnis retail bankingnya di Jerman serta menjual anak perusahaannya Citi Global Services.
Pemerintah AS makin terseok-seok dalam upaya menyelamatkan perekonomiannya. Setelah bank-bank besar yang satu persatu mulai berguguran, industri otomotif di AS juga sedang berada di tepi jurang kebangkrutan. Namun Gedung Putih nampaknya akan lebih memusatkan upaya penyelamatan industri perbankannya terlebih dulu.
Wakil DPR AS Dana Perino sudah meminta Gedung Putih agar dana penyelamatan untuk industri perbankan AS tidak digunakan untuk membantu industri otomotif yang juga terancam kolaps. "Pemerintah tidak mau industri otomotif AS gagal dan kami akan mendukung bantuan untuk industri tersebut," kata Perino
"Tapi, harus ada program bantuan khusus yang dirancang oleh Kongres menyelamatkan industri otomotif-yang bisa diambil dari program pinjaman Departemen Energi sebesar 25 milyar dollar," sambung Perino.
Menurutnya, langkah terbaik untuk menyelamatkan industri otomotif AS adalah menggunakan dana program pinjaman tersebut daripada mengambil dari dana Troubled Asset Relief Program (TARP), program bantuan untuk industri perbankan.
Proyeksi bahwa pengangguran di negara-negara maju akan membengkak menyusuk krisis ekonomi global makin nyata. Pertemuan negara-negara G20 di Washington akhir pekan kemarin ternyata juga tak mampu memberikan sentimen positif pada pergerakan di pasar bursa. Resesi ekonomi makin meluas, setelah Amerika dan zona Eropa, Jepang hari Senin kemarin juga menyatakan sudah mengalami resesi. (ln/aljz/AFP)