Rusuh di bandara Heathrow pekan lalu menimbulkan kehebohan lain selain masalah keamanan. Klaim teror yang ditujukan pada 10 pesawat dari tiga maskapai penerbangan dengan jadwal terbang ke Amerika, membuat 20.000 tas atau barang bawaan penumpang hilang.
Dalam sejarah penerbangan internasional, ini adalah peristiwa yang pertama kali terjadi, tas dan barang bawaan penumpang hilang dalam jumlah yang sangat besar.
Harian Evening Standard yang terbit kemarin menelusuri hilangnya tas-tas penumpang ini. Ternyata, pihak keamanan bandara menyewa cargo sendiri untuk mengumpulkan 20.000 tas yang hilang tersebut untuk diperiksa satu per satu. British Airways mengatakan, saat ini sebagian tas yang hilang tersebut telah kembali ke pemiliknya. Meski demikian aksi "penculikan" tas ini sempat diprotes, selain karena tanpa izin, tas baru dikembalikan beberapa hari kemudian pada pemiliknya.
Saat ini, bandara-bandara di Inggris dilaporkan telah normal dan melakukan kesibukan seperti biasa, meski ada sedikit pengetatan dalam masalah keamanan. Mereka menyakinkan, para pengguna transportasi udara bisa melakukan perjalanan kembali dengan aman dan nyaman. Hal ini dinyatakan karena bandara di Inggris telah menerapkan sistem keamanan barunya. Tapi pihak bandara juga masih memperingatkan, bahwa ada kemungkinan penerbangan yang terlambat dan mengalami penundaan. "Tapi 90% penerbangan sudah sesuai jadwal, terutama pada hari Rabu ini," ujar jurubicara bandara Heathrow.(na/str)