Selain menyebabkan kebakaran, gempa bumi yang terjadi di Jepang Tengah, Senin (16/7) juga menyebabkan kebocoran air radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Kashiwazaki Kariwa, salah satu PLTN terbesar di dunia.
Bocoran air radioaktif itu mengalir ke laut, dan kejadian ini tidak diumumkan ke publik sampai beberapa jam setelah gempa.
Eksekutif di Tokyo Electric Power Co. Jun Oshima mengungkapkan, sekitar 315 galon air radioaktif tumpah dari salah satu dari tujuh buah tangki penampungan yang ada di reaktor tersebut dan tumpahan air itu dialirkan ke laut.
Namun menurut pihak berwenang di Jepang, tidak ada "perubahan yang signifikan" dari air laut yang berada di sekitar reaktor, yang berlokasi sekitar 160 mil sebelah barat laut Tokyo.
Menurut Oshima, tingkat kandungan radioaktif dalam buangan air itu jumlahnya sangat kecil dari batas yang dibolehkan.
Sementara itu, ribuan orang di sepanjang pesisir pantai di barat laut Jepang, mengungsi karena trauma pasca gempa yang menewaskan sembilan orang, serta takut akan ancaman longsor.
Aula sekolah dan balai-balai pertemuan berubah fungsi, menjadi lokasi penampungan para pengungsi. Pemerintah Jepang menyatakan, lebih dari seribu orang menderita luka ringan dan satu orang dinyatakan masih hilang akibat gempa berkekuatan 6, 8 skala Richter, yang terjadi kemarin.
Kordinator Menteri Kabinet, Yasuhisa Shiozaki mengatakan, kerusakan akibat gempat ternyata lebih buruk dari yang diperkirakan. Dan mereka masih menaksir besar kerugian materil akibat gempa tersebut.
"Yang paling penting adalah, mengambil langkah-langka penting dengan cepat dan memenuhi kebutuhan para korban, " ujarnya.
Lebih dari seribu aparat polisi dan petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk membersihkan puing-puing rumah yang hancur, guna mencari kemungkinan korban selamat. Sedangkan kementerian pertahanan Jepang, hari ini mengerahkan sekitar 459 pasukan dan tujuh kapal perang untuk membantu operasi penyelamatan di wilayah yang terkena gempa. (ln/aljz/presstv).