Akibat Embargo Internasional dan Blokade Israel, Kemiskinan di Gaza 79% dan Tepi Barat 61%

Embargo ekonomi dan isolasi politik dunia internasional yang dipimpin Amerika, serta blokade dan agresi berkelanjutan yang dilakukan penjajah Zionis Israel terhadap bangsa Palestina, telah membuat ekonomi Palestina semakin terpuruk. Tingkat kemiskinan di Jalur Gaza mencapai 79% dan di Tepi Barat mencapai 61%.

Sementara total jumlah penduduk Palestina sebanyak 9,8 juta jiwa, meliputi mereka yang tinggal di tanah Palestina maupun yang tercecer di belahan dunia lain.

Menurut penelitian yang dilakukan lembaga Konsultan Timur Dekat atau Near East Consultant (NEC), seperti dikutip harian berbahasa Arab “Al-Quds Al-Arabi” yang terbit di London, edisi Rabu (15/11), prosentasi kemiskinan dan jumlah keluarga-keluarga Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan terus meningkat.

Menurut kajian lembaga ini, keluarga Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan rata-rata meningkat dari 50% pada bulan Maret (awal dimulainya embargo ekonomi dan isolasi politik internasional terhadap Palestina setelah Hamas membentuk pemerintahan pada 28 Februari 2006) menjadi 68% pada bulan November ini.

Kajian NEC yang diterbitkan pada Selasa (13/11), menjelaskan tentang kondisi sangat sulit yang dilalui bangsa Palestina akibat penghentian berbagai bantuan dunia, di samping aksi-aksi kekerasan dan serangan berkesinambungan yang terus dilakukan penjajah Zionis Israel terhadap Palestina hingga membuat kondisi ekonomi Palestina semakin terpuruk meski hanya sekadar untuk mendapatkan sesuap makan.

NEC menjelaskan kondisi perekonomian di Jalur Gaza sendiri terus memburuk sejak pemetaan dan penarikan sepihak Israel dari Jalur Gaza pada pertengahan September tahun lalu, serta ditandatanganinya kesepakatan pengelolaan gerbang-gerbang penyeberangan dan perbatasan sehingga jumlah warga Jalur Gaza yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 79%, di mana 51% di antaranya hidup dalam kondisi sangat miskin. Sementara di Tepi Barat jumlah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 61%, di mana 28% di antaranya hidup dalam kondisi sangat miskin.

Demografi

Pengumuman meningkatnya jumlah angka kemiskinan di Palestina ini bersamaan dengan laporan yang dikeluarkan Badan Pusat Data dan Statitik Palestina, yang mengungkapkan bahwa jumlah total warga Palestina mencapai 9,8 juta jiwa. Bersamaan dengan peringatan 18 tahun proklamasi kemerdekaan Palestina yang bertepatan pada hari ini, Rabu (15/11).

Badan Pusat Statistik Palestina menyatakan, jumlah warga Palestina di seluruh dunia hingga akhir tahun 2005 diperkirakan mencapai lebih 9,8 juta jiwa. Sebanyak lima juta jiwa tinggal di berbagai belahan dunia (di luar Palestina), sebanyak 1,2 juta jiwa tinggal di Palestina jajahan 1948 (Israel) dan 3,7 juta jiwa tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Menurut prediksi Badan Pusat Data dan Statistik Palestina, dalam dua dekade mendatang diperkirakan jumlah warga Palestina akan meningkat dua kali lipat. Hal ini berdasarkan data kependudukan Palestina yang mencatat kenaikan tingkat kesuburan kaum ibu Palestina mencapai 5,6%.
Masyarakat Palestina menurut data ini adalah masyarakat yang didominasi oleh usia muda, di mana kelompok usia muda di bawah usia 14 tahun ke bawah berjumlah 46% dari keseluruhan penduduk Palestina. Sementara pemuda dan usia pubertas yang usianya antara 10-24 berjumlah 33% dari total penduduk. Ini sangat berbeda dengan masyarakat Israel yang didominasi kaum tua. (was/qa-pic)