Siapa yang tidak terbelalak melihat data kematian warga sipil Palestina dalam 22 hari terakhir? Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu (19/7) melaporkan jumlah korban kebiadaban militer Israel.
Dalam laporan tersebut, tercatat 110 orang Palestina gugur selama 22 hari agresi militer ke Jalur Ghaza atau sejak 26 Juni – 18 Juli 2006. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Biro Bantuan dan Emergency yang berada di bawah kementerian Kesehatan Palestina, 10 orang gugur pada dua hari terakhir saat Israel melakukan serangan hebat ke wilayah Beit Hanun, Utara Ghaza.
Dari data yang diperoleh, sebanyak 86 orang yang gugur adalah warga sipil yang terkena serangan brutal, termasuk 48 anak-anak di bawah usia 16 tahun. “Pasukan Israel melepaskan tembakan ke mobil ambulan dan para medis untuk menghambat bantuan pengobatan kepada para korban yang jatuh. Disebutkan pula, dua orang dokter kementerian kesehatan Palestina dan Organisasi Bulan Sabit Merah, terluka. Selain itu, tentara Israel juga melarang mobil-mobil ambulan mengangkut sejumlah korban meninggal dan luka dalam beberapa jam,” demikian tulis laporan tersebut.
Kementerian Kesehatan mengingatkan ancaman ketidakmampuan tenaga medis dan bantuan kesehatan menangani para korban serangan Israel, mengingat keterbatasan obat-obat standar yang dimiliki sudah semakin tipis. Kondisi ini sudah berlaku sejak tiga pekan terakhir. “Persediaan obat-obatan yang kami miliki saat ini hanya cukup untuk 10 hari ke depan saja,” jelas kementerian kesehatan Palestina.
Dari 110 korban meninggal, disebutkan hanya 19 orang yang menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Sementara sisanya, meninggal langsung setelah serangan, baik karena luka parah di sebagian organ penting, maupun karena terlambatnya bantuan pengobatan setelah mereka terkena efek rudal Israel. (na-str/pic)