Badan intelijen Inggris MI6 ternyata ikut merancang kudeta terhadap Presiden Irak Saddam Hussein. Ini terungkap dalam tiga dokumen rahasia pemerintah Inggris yang dirilis dan dibuka ke publik oleh Tim Penyelidikan Chilcot pada Kamis (12/5). Penyelidikan Chilcot adalah penyelidikan terhadap keterlibatan pemerintah Inggris dalam perang di Irak, dibawah komando AS.
Dari dokumen rahasia itu diketahui bahwa tiga bulan setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di AS, MI6 mengajukan proposal untuk mendukung rencana kudeta terhadap Saddam Hussein, dengan cara serangan udara. Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Jack Straw yang ikut membaca proposal itu menyebutnya sebagai usulan yang "sangat cerdik". Ia lalu merekomendasikan Perdana Menteri Tony Blair untuk juga membaca proposal tersebut.
Ketiga dokumen rahasia itu disusun oleh seorang agen senior MI6 pada Desember 2001. Jati diri agen senior itu hanya diketahui sebagai "SIS4".
Beberapa hal penting yang terungkap dari dokumen rahasia terkait keterlibatan Inggris dalam perang di Irak, antara lain:
* Minyak adalah faktor utama dibalik motif menumbangkan pemerintahan Saddam Hussein. "Penyingkiran Saddam Hussein tetap penting, karena akan memberikan keamanan baru bagi pasokan minyak," tulis agen intelijen itu.
*MI6 tidak percaya Saddam Hussein atau Irak mendukung Al-Qaida. Di dokumen tertulis, "Tidak ada bukti intelijen yang meyakinkan bahwa Irak mendukung kelompok Sunni ekstrim itu." Tapi pada Januari 2004, PM Tony Blair pada parlemen Inggris mengatakan bahwa pemerintah Inggris tahu betul hubungan antara Irak dan Al-Qaida, tapi tidak bisa memastikan sejauh mana hubungan keduanya.
* Inggris meyakini Amerika sudah merencanakan aksi militer untuk menyingkirkan Saddam Hussein, jauh sebelum AS secara resmi mengumumkan rencana itu. Salah satu dokumen berisi rincian untuk mencegah AS agar tidak mengambil tindakan langsung. Dokumen lainnya menyinggung soal "ketidaksabaran AS" untuk menumbangkan Saddam Hussein.
Sementara bagian dokumen yang mengungkap rencana Inggris mendukung kudeta di Irak tertulis, "Dalam pertemuan pada 30 November 2001, kami mendiskusikan bagaimana kita bisa mengombinasikan antara tujuan untuk menumbangkan rezim di Baghdad, dengan perlunya melindungi kepentingan-kepentingan regional yang vital, yang akan beresiko mengalami kehancuran berat jika kampanye untuk membombardir Irak jadi diwujudkan dalam waktu dekat."
Dibawah judul "peta rute baru", MI6 dalam dokumennya menyarankan agar Barat tidak menerapkan pendekatan "bawang merah" terkait rencana ini–hanya mengakui bagian-bagian kecil saja dari rencana itu ke publik. Sedangkan bagaiman detil dukungan terhadap rencana kudeta itu, harus tetap dirahasiakan pada publik.
Yang dimaksud dengan pendekatan "bawang merah", jangan sampai pernyataan-pernyataan yang diberikan ke publik akan membuka lembaran-lembaran rahasia lainnya. Pemerintah Inggris hanya boleh bicara secara terbuka bahwa mereka mendukung perubahan rezim di Irak, tapi tidak mengumbar pernyataan bahwa pemerintah mendukung kudeta. (ln/independent)