Air Minum Terkontaminasi Ancam Kesehatan Warga Ghaza, Dampak Blokade Israel

Kesulitan demi kesulitan seolah tak henti menimpa warga Jalur Ghaza. Blokade Israel sehingga warga Ghaza kekurangan persediaan pangan, kekurangan obat-obatan dan hidup tanpa listrik, seolah belum cukup. Sekarang mereka juga kekurangan bahan kimia yang berfungsi sebagai desinfektan untuk memurnikan air yang terkontaminasi zat berbahaya.

Oleh sebab itu, perusahaan air minum Palestina menghimbau rakyat Ghaza untuk merebus air hingga mendidih, sebelum mengkonsumsinya menjadi air minum. "Warga Ghaza harus menjerang air yang terkontaminasi sampai mendidih, sampai kami bisa mengatasi persoalan ini, " ujar Monther Shoblak dari Coastal Municipalities Water Utility (CMWU), yang mengelola sistem perairan di Ghaza.

CMWU menyebarluaskan himbauan itu lewat surat kabar dan mengingatkan bahwa 1, 5 juta warga Ghaza kini dalam situasi yang bisa memicu munculnya penyakit akibat air minum yang mengandung zat berbahaya.Menurut CMWU, dari 140 sumur yang menjadi sumber air di Ghaza, hanya 52 sumur masih memiliki persediaan klorin sebagai bahan desinfektan, sisanya sudah mulai kehabisan persediaan. Mereka tidak bisa mendapatkan zat desinfektan itu, karena blokade Israel.

Warga Ghaza dikhawatirkan akan mengalami gangguan ginjal jika banyak minum air yang terkontaminasi. "Sangat tidak mungkin untuk menjamin 100 persen bahwa anak-anak dan warga Ghaza hanya minum air yang sudah dididihkan lebih dulu, " kata Umi Muhammad, seorang warga Ghaza.

Haji Ahmed melontarkan pernyataan serupa dengan nada suara hampir putus asa. "Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Setiap hari selalu saja datang bencana. Kami mengisi botol dengan air-air yang sudah dididihkan dan memberikannya pada anak-anak sebagai bekal ke sekolah. Ini mungkin membantu, " tukas Haji Ahmad.

Komite Popular anti-Pengepungan mengingatkan akan munculnya krisis lingkungan di Ghaza, karena sumber air yang tercampur dengan limbah, akibat rusaknya sistem pengolahan limbah di Jalur Ghaza.

"CMWU sudah berusaha untuk mengimpor lebih banyak lagi klorin dan desinfektan yang dibutuhkan, setelah Israel memberlakukan blokade sosial ekonomi terhadap warga Ghaza, " demikian pernyataan Komite tersebut. Namun upaya itu sia-sia sehingga perusahaan-perusahaan penyedian jasa air bersih tidak punya pilihan lain, selain mengurangi penyaluran air buat warga.

Utusan khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Robert Serry sudah menyerukan agar Israel memenuhi kewajibannya sesuai hukum internasional terhadap warga sipil di Jalur Ghaza, dan mengakhiri blokade. (ln/iol)