Umat Islam di berbagai belahan dunia, seperti tak henti-hetinya mengalami penindasan. Setelah Muslim Uighur Cina, yang dikabarkan banyak yang tewas akibat penyiksaan di penjara pemerintahan Cina, hal serupa terjadi pada Muslim Moro di Philipina.
Laporan Amnesty Internasional (AI), Selasa (25/8) menyebutkan bahwa militer Philipina menculik dan membunuh pengungsi Muslim Moro di Philipina Selatan dengan tuduhan para pengungsi itu punya hubungan dengan para pejuang Muslim di wilayah itu.
Menurut organisasi pemantau HAM yang berbasis di London itu, pihaknya banyak menerima laporan bahwa militer Philipina menganggap masyarakat Muslim di Pulau Mindanao berpotensi sebagai basis "para pemberontak" sehingga warga sipil itu menjadi sasaran penangkapan aparat militer.
"Eksekusi di luar jalur hukum sudah pada level yang menggelisahkan. Terjadi penghilangan paksa dan penyiksaan terhadap para pengungsi di selatan. Kami khawatir para pengungsi itu benar-benar akan melakukan perlawanan karena mereka dicap sebagai pasukan musuh oleh pihak militer," kata Aurora Parong, pimpinan AI Philipina.
Selain penangkapan, penculikan dan penyiksaan, pasukan militer Philipina juga menghancurkan dan merusak rumah para pengungsi. Laporan AI menyatakan, konflik antara kelompok militan Muslim dengan pasukan militer Philipina di Mindanao telah menyebabkan arus pengungsian terbesar di dunia. Lebih dari 750.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka selama 17 bulan belakangan ini, setelah pemerintah Philipinan menggelar operasi militer untuk memberangus kelompok pejuang Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Mindanao, wilayah Philipinan yang didominasi warga Muslim Moro.
Parong mengungkapkan, AI menerima sedikitnya 100 laporan penyiksaan di tempat-tempat pengungsian dengan beragam cara, mulai dari disetrum di bagian alat kelaminnya atau dipukuli dengan popor senjata. Sampai saat ini, menurut Parong, ribuang pengungsi Muslim Moro masih belum bisa kembali ke desa-desa mereka. Para pengungsi itu kini hidup di tengah ketakutan di kamp-kamp pengungsian, di tempat kerabat mereka atau tenda-tenda perlindungan yang dibangun di sisi jalan raya. (ln/wb)