Organisasi hak asasi manusia Amnesty International (AI) menuding AS dan Inggris telah membantu aparat keamanan Pakistan untuk "menghilangkan secara paksa" lebih dari 560 orang Pakistan. Kedua negara itu ikut mengambil keuntungan dari sejumlah orang yang ditangkap dan ditahan oleh pasukan keamanan Pakistan.
"Tidak ada keraguan bahwa pemerintah AS tahu dan ikut berpartisipasi serta mengambil keuntungan dari tindakan sewenang-wenang yang dilakukan pemerintah Pakistan, " kata AI dalam laporannya yang dilansir surat kabar The Telegraph edisi Rabu (23/7).
"Otoritas pemerintah Inggris juga mengetahui apa yang dilakukan pemerintah Pakistan dan seharusnya melakukan sesuatu untuk mencegah tindakan berlebihan yang dilakukan pemerintah Pakistan, " tambah AI.
AI menegaskan bahwa negara-negara yang menjadi sekutu AS dalam program "perang melawan teror" termasuk Inggris, harus bertanggungjawab karena telah menutup-nutupi atau membantu tindakan "penghilangan orang secara paksa" yang dilakukan Pakistan, dengan menangkap dan menyekap sejumlah orang di lokasi-lokasi yang dirahasiakan. Apalagi, menurut AI, mereka yang ditangkap dan ditawan itu juga mengalami penyiksaan.
Kebijakan "penghilangan orang secara paksa" kebanyakan dilakukan di bawah perintah pemerintahan Presiden Pervez Musharraf sebelum aliansinya politiknya kalah dalam pemilu di Pakistan bulan February lalu. Musharraf dikenal sebagai sekutu dekat AS dan mendukung "perang melawan teror" yang dikampanyekan pemerintahan AS.
AI mendata nama-nama korban penghilangan paksa di Pakistan dan mendesak pemerintah Pakistan untuk segera membebaskan mereka atau memindahkannya ke penjara-penjara resmi. (ln/presstv)