Bangsa yang besar belum tentu memiliki pemimpin-pemimpin yang pemberani dan berjiwa besar. Inilah yang terjadi dengan sebuah negara yang selama ini dikenal sebagai negara adidaya, Amerika Serikat. Sidang Umum PBB ke-63 yang berlangsung hari di New York membuktikan hal itu. Jelas sekali, AS menunjukkan dirinya sebagai bangsa yang kerdil dan tidak punya "nyali" menghadapi negara yang selama ini dianggap sebagai musuhnya.
AS hanya berani menghadirkan seorang notulen dalam ruang sidang, ketika Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad memberikan pidatonya. Padahal, ketika Presiden AS George W. Bush mendapat giliran berpidato, Presiden Ahmadinejad hadir dan ikut menyimak pidato Bush.
Dalam pidatonya di hadapan seluruh anggota PBB, Ahmadinejad dengan keras mengecam kebijakan-kebijakan negara AS dibawah kepemimpinan Presiden Bush dan mengecam sikap Dewan Keamanan PBB.
Presiden Iran itu mengatakan, imperium Amerika di seluruh dunia sudah berakhir. "Imperium Amerika di seluruh dunia sudah mencapai ujung jalan, dan penerus Amerika harus membatasi campur tangan pada batas-batas negara mereka saja," kata Ahmadinejad.
Ia mengecam negara-negara agresor yang karena kekuatan propaganda, politik dan keuangannya, bisa lepas dari hukuman bahkan mengklaim akan kebenaran. "Sepanjang mereka memulai perang dan memperbudak bangsa-bangsa lain untuk memenangkan suara dalam pemilu, problem-problem masyarakat dunia yang tidak akan terselesaikan, bahkan akan bertambah buruk," tukas Ahmadinejad.
Selain AS, kata Ahmadinejad, rezim Zionis Israel juga diambang kehancuran. "Rezim Zionis sudah memanipulasi bangsa-bangsa Eropa dan Amerika. Mereka kini sedang menuju ke ambang kehancuran dan tidak ada jalan bagi rezim Zionis untuk keluar dari kubangan yang diciptakan oleh rezim Zionis sendiri dan para pendukungnya," ujarnya.
Terkait hal ini, Ahmadinejad mengkritik Dewan Keamanan PBB yang telah memberi jalan Israel untuk menjadi "rezim pembunuh" di Palestina karena tekanan dari segelintir negara-negara kuat. Dalam wawancara dengan Larry King, Ahmadinejad menyatakan bahwa Zionis bukan Yahudi. "Mereka tidak punya agama … Mereka menggunakan kedok agama. Bagaimana bisa seseorang yang mengaku beragama pada saat yang sama menjajah bangsa lain," kata Ahmadinejad.
Ia juga menegaskan bahwa negaranya Iran, tidak membenci orang-orang Yahudi karena faktanya di Iran ada komunitas Yahudi yang hidup nyaman dan aman. Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB , Ahmadinejad mengatakan, "Kaum Zionis di Israel telah memaksakan berdirinya sebuah rezim, dengan cara mengumpulkan orang dari berbagai tempat di dunia, membawa mereka ke tanah milik orang lain, kemudian memenjarakan dan membunuh pemilik tanah yang sebenarnya."
"Rakyat Palestina sudah selama 60 tahun berada di bawah invasi dan pembantaian besar-besaran yang dilakukan sekelompok penjahat dan penjajah Zionis," sambung Ahmadinejad.
Presiden Iran juga mengkritik Dewan Keamanan PBB yang tidak mampu menghentikan kekejaman-kekejaman yang dilakukan AS terhadap rakyat Irak. Ahmadinejad mengatakan, Irak diserang berdasarkan tuduhan palsu bahwa pemimpin Irak seorang diktator dan Irak telah menyembunyikan senjata pemusnah massal.
"Diktator telah ditumbangkan dan tidak satu pun senjata pemusnah massal ditemukan di negara itu. Pemerintahan baru dibangun melalui pemilu tapi setelah enam tahun, para penjajah masih bercokol di Irak dan menerapkan kesepakatan-kesepakatan kolonial pada rakyat Irak. Para penjajah itu sama sekali tidak punya rasa hormat pada rakyat Irak dan telah melecehkan kemuliaan bangsa Irak, " kritik Ahmadinejad pada AS.
Pada kesempatan itu, dihadapan seluruh anggota PBB, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menegaskan kembali bahwa Iran akan tetap mempertahankan program nuklirnya dan tidak akan mundur sejengkal pun meski mendapat tekanan dari AS dan sekutu-sekutunya. Karena program nuklir Iran untuk tujuan damai, berbeda dengan AS dan sekutu-sekutunya yang memanfaatkan nuklir untuk membuat persenjatan berbahaya. (ln/berbagai sumber)