Beberapa jam setelah Presiden Bush menyampaikan pidatonya di sidang Dewan Umum PBB, Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad tampil dalam forum yang sama dan melontarkan kritik balik terhadap Bush.
Ahmdinejad dalam pidatonya mengatakan bahwa AS dan para sekutunya telah menyalahgunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PB, untuk kepentingannya sendiri. "Hak veto itu telah menjadi instrumen ancaman dan paksaan," kata Ahmadinejad.
"Jika mereka (AS) berbeda pendapat dengan sebuah bangsa atau negara, mereka membawa hal itu ke Dewan Keamanan dan mereka menjadikan diri mereka sendiri sebagai jaksa penuntut, hakim sekaligus eksekutornya. Apakah ini yang namanya keadilan?," kecam Ahmadinejad.
Ia juga melontarkan banyak kritikan terhadap dominasi global yang dilakukan AS, mengecam invasi ‘ilegal’ ke Irak dan mengecam sikap AS yang ‘memberikan jaminan serta dukungan yang tak mendasar’ pada Israel.
Ahmadinejad mengkritik Dewan Keamanan yang dinilainya gagal memutuskan gencatan senjata segera ketika perang antara Hizbullah dan Israel mulai meletus.
"Dewan Keamanan hanya duduk diam selama berhari-hari, menyaksikan kekejaman terhadap rakyat Libanon… Kenapa?" sambung Ahmadinejad dengan nada bertanya.
Soal kondisi di Irak, Presiden Iran itu mengatakan, banyak teroris yang ditahan oleh pemerintah Irak ‘sengaja dibiarkan dengan berbagai alasan oleh para penjajah (tentara AS dan koalisinya)"
Dalam wawancara dengan NBC Nightly News, Ahmadinejad ditanya tentang keinginan Bush pada rakyat Iran. Ia menjawab,"Kami punya keinginan yang sama… bersatu untuk kepentingan dunia yang damai."
"Kami pikir orang-orang Amerika sama seperti rakyat kami. Mereka rakyat yang baik, mereka mendukung perdamaian, persaudaraan dan kesetaraan," sambungnya yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah.
Ahmadinejad mengatakan, persoalannya adalah dengan pemerintah AS. "Secara eksplisit saya mengatakan bahwa saya menentang kebijakan yang dipilih pemerintah AS untuk mengendalikan dunia, karena kebijakan-kebijakan itu justru menggerakan dunia ke arah peperangan," tandasnya.
Dalam pidatonya di sidang Dewan Umum PBB, Ahmadinejad menegaskan kembali bahwa program nuklirnya transparan, damai dan di bawah pengawasan penyelidik IAEA. Dalam pidatonya, tidak ada indikasi Iran akan memenuhi seruan PBB agar negara itu menghentikan pengayaan uraniumnya.
Bush dan Ahmadinejad menginap di hotel yang berdekatan, tapi perseteruan antara dua pemimpin negara ini jelas terlihat dari isi pidato keduanya yang saling tuding. Belum lama ini, Ahmadinejad malah menantang Bush untuk debat terbuka di sela-sela sidang Dewan Umum PBB, namun AS tidak merespon tantangan itu.
Situs Aljazeera melaporkan, Ahmadinejad menolak untuk hadir dalam acara makan siang dengan para pemimpin negara Muslim dan Bush, yang digagas oleh Sekjen PBB, Kofi Annan. (ln/aljz/AP)