Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengecam tokoh-tokoh reformis dan sejumlah ulama senior Iran yang mengkritik program nuklir Iran. Ahmadinejad bahkan menyebut mereka sebagai "pengkhianat" dan akan mengumumkan nama-nama mereka jika tidak berhenti menekan pemerintah dalam masalah program nuklir Iran.
Ahmadinejad dalam pidatonya di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tehran kembali menegaskan bahwa ia sama sekali tidak punya rencana untuk menghentikan program nuklir Iran, meski sejumlah lawan-lawan politik dan ulama mengingatkan bahwa program nuklir itu telah membuat Iran menghadapi ancaman serius.
"Orang-orang ini adalah pengkhianat, dan berdasarkan perjanjian kita dengan bangsa ini, kita tidak akan tunduk, " tegas Ahmadinejad seperti dikutip kantor berita Iran, Irna.
"Kalau mereka tidak menghentikan tekanan mereka pada pemerintah terkait isu-isu nuklir, kita akan umumkan siapa saja mereka pada bangsa Iran, " sambungnya.
Lebih lanjut Ahmadinejad mengatakan bahwa ia memilih tidak mengungkap identitas para "pengkhianat" itu karena sejumlah alasan sensitif. Namun ia mengingatkan tidak segan-segan untuk melakukannya.
"Mereka mengirik orang ke pihak musuh secara teratur, dan memberikan mereka informasi dari orang dalam setiap minggu. Kami bahkan punya rekaman salah seorang dari mereka yang mengatakan pada pihak musuh: ‘Mengapa Anda menyerah?.. Teruskan tekanan untuk membuat Iran menyerah, " tukas Ahmadinejad.
Spekulasi pun bermunculan menyusul pernyataan Ahmadinejad. Banyak kalangan "pengkhianat" yang dimaksud adalah mantan juru runding nuklir Iran Hussein Mousavian, yang ditahan pada bulan Mei lalu dengan alasan "keamanan."
Mousavian adalah orang dekat mantan presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, yang baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran akan adanya serangan militer terhadap Iran.
"Bahayanya sangat serius dan setiap orang selayaknya berupaya menjaga kepentingan-kepentingan negara inia, " kata Rafsanjani dua minggu yang lalu.
Hal serupa juga diungkapkan mantan presiden Iran lainnya, Muhammad Khatami yang mengingatkan akan meluasnya krisi antara Iran dan komunitas internasional.(ln/bbc)