Seorang calon presiden Mesir, yang merupakan perdana menteri terakhir di era Mubarak yang pemerintahannya digulingkan oleh revolusi rakyat tahun lalu, mengecam saingan presidennya dari kubu Islam hari Minggu kemarin (3/6), memperingatkan bahwa calon presiden Islam tersebut (merujuk kepada capres Ikhwan, Muhammad Mursyi) dan kelompok fundamentalisnya akan memonopoli kekuasaan dan membawa Mesir kembali ke masa kegelapan.
“Saya mewakili negara sipil,” kata Ahmad Syafiq dalam konferensi pers. “Sedangkan Ikhwan mewakili kegelapan dan kerahasiaan. Tidak ada yang tahu siapa mereka atau apa yang mereka lakukan. Saya mewakili dialog dan toleransi.”
“Mereka ingin memonopoli kekuasaan,” ujarnya. “Mereka memang tidak ingin membawa kita ke 30 tahun yang lalu, tapi sepanjang perjalanan mereka akan membawa kita kembali ke zaman kegelapan.”
Ahmad Syafiq dan Muhammad Mursyi dari Ikhwan dijadwalkan akan bertarung memperebutkan kursi kepresiden Mesir dalam pemilu putaran kedua Juni ini.
Syafiq mempertanyakan apakah Mursyi akan menjadi presiden yang sebenarnya, atauhanya menjadi pemimpin spiritual dan politik dari Ikhwan.
“Apakah presiden Mesir menjadi orang yang terpilih, atau akan ada satu lagi di belakang layar?” tanya Syafiq. Sembari menolak tuduhan bahwa ia adalah perpanjangan tangan dari rezim Mubarak yang digulingkan.
Syafiq berbicara sehari setelah mentornya, Mubarak, dan mantan kepala keamanan Habib el-Adly dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena gagal menghentikan pembunuhan sekitar 900 demonstran selama pemberontakan 18-hari tahun lalu.(fq/ap)