Ahmed Maher, aktivis politik sekaligus coordinator gerakan 6 April, yang berperan dalam demonstrasi 30 Juni, menegaskan bahwa ia mengetahui koordinasi yang dilakukan pemimpin militer dan negara dalam kudeta terhadap presiden Muhammad Mursi.
Ia juga menunjukkan bahwa ia mengetahui akan terjadi tindak kekerasan dan pertumpahan darah untuk mensukseskan kudeta terhadap kehendak rakyat, serta akan memenjarakan para pemimpin dan anggota Ikhwan lalu mengembalikan kekusaan militer di Mesir.
Maher menegaskan dalam sebuah artikel yang berjudul “sayangnya aku mengetahui”, ketika ia menolak lingkaran kekerasan dan pertumpahan darah yang terjadi serta menolak kembalinya militer pada kekuasaan, maka pesan yang datang kepadanya sangat jelas bahwa ia akan ditangkap dan gerakan 6 April tidak akan ada lagi di panggung politik Mesir pada periode mendatang.
Ia mengakui bahwa setiap orang telah bersalah ketika membiarkan militer menangkap dan membunuh Ikhwan, karena ini telah membuka jalan untuk militer menangkap mereka dan membunuh mereka semua, dan ia menekankan bahwa setiap orang telah mengetahui hal tersebut,
Sebelumnya Maher telah ditangkap setelah 30 Juni dengan dakwaan berunjuk rasa tanpa izin lalu pengadilan memutuskan memasukkannya kedalam penjara selama 3 tahun. Dan didalam penjara ia ditinggalkan oleh sejumlah wartawan dan aktivis yang pernah mendukungnya di era Presiden Mursi.
Dalam pernyataan sebelumnya Maher mengungkapkan sebuah fakta konspirasi di balik penggulingan Presiden terpilih Muhammad Mursi. Maher menjelaskan bahwa miliarder terkenal Mamduh Hamzah telah diberhentikan dari pekerjaan di kantornya ketika ia bersikeras menentang kekuasaan yang ada.
Selain itu pengadilan juga telah melarang gerakan 6 April dan menutup semua markas yang ada di mesir dan gerakan tersebut dituduh telah melawan kepentingan negara. (hr/im)