Dr Ahmad Fahmi, Peneliti dan Pengamat Politik Mesir menyatakan bahwa ada tiga sistem yang berbenturan di dalam kancah politik Mesir, hal ini menunjukkan bahwa para pendukung setiap sistem akan berusaha untuk memperjuangkan visi mereka terhadap Mesir selama periode mendatang.
Fahmi mengatakan dalam akun facebook-nya pada hari Selasa,” sistem pertama adalah sistem yang dipegang oleh El-Baradei yang di dukung oleh negara-negara Barat. Ciri terpenting sistem ini adalah membagun kembali Lembaga-lembaga negara yang jauh dari kendali kelompok islamis, khusunya yang terkait dengan konstitusi. Sistem ini mengembalikan kekuatan politik sekuler di garis depan di bawah naungan angkatan bersenjata, yang mendekati model sistem “Elitisme Demokrasi”.
Sistem kedua, didukung oleh angkatan bersenjata, dan negara-negara Teluk serta Arab, yang bertujuan mengurangi dominasi politik Ikhwanul Muslimin dan mengembalikan Militer kedalam jantung sistem politik, seperti sistem “Demokrasi Terbatas”.
Sistem ketiga,di dukung oleh mereka yang menolak Kudeta, Yang memiliki tujuan mengembalikan legitimasi, dan menghormati pemilihan sebelumnya, dan mengadopsi sarana perubahan melalui konstitusi, yang didasari oleh pemikiran membentuk negara Demokrasi yang dekat dengan Islam.
Fahmi kemudian mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kancah politik Mesir saat ini merupakan akibat langsung dari benturan pemikiran dari ketiga sistem ini, dan ia menegaskan bahwa benturan ini murni benturan sistem atau pemikiran dan bukan individual.
Kemudian Fahmi juga memberikan tiga skenario yang akan mengakhiri benturan ini: Pertama, menangkan salah satu sistem dan dapatkan dukungan secara menyeluruh, kedua mengkompromikan antara sistem pertama dan kedua dan menghasilkan sistem yang disepakati oleh keduanya, Ketiga membuat konsesus antara kekuatan politik yang ada untuk bersama-sama membangun “sistem keempat”.
Fahmi Menyimpulkan, “Permasalahannya disini adalah banyak kekuatan barat telah menyadari bahwa setiap sistem yang menang mustahil bisa bertahan tanpa dukungan dari sistem-sistem yang lain, jadi pertanyaanya bukan lagi, “Sistem mana yang akan menang?” melainkan,”Sistem mana yang akan bertahan dan mampu melanjutkan?” disinilah letak dilema yang harus dijawab. (hr/im)