Agen-agen CIA hari Rabu kemarin datang ke kota Bossaso dan melakukan pertemuan dengan para pejabat tinggi wilayah Puntland, Somalia. Kedatangan sejumlah agen badan intelejen luar negeri AS ini menimbulkan kecurigaan, karena kebijakan-kebijakan AS selama ini atas konflik di Somalia menuai kecaman dari berbagai lembaga advokasi internasional.
Organisasi Refugee Internasional dalam laporannya baru-baru ini menyebutkan bahwa AS telah mengerahkan pasukannya untuk melakukan serangan udara dengan target para pekerja kemanusiaan di Somalia. Refugee Internasional menyebut AS telah mendefinisikan terorisme dalam arti yang sempit dan melakukan pendekatan keamanan yang hipokrit. Untuk itu Refugee Internasional mendesak AS agar merombak kebijakan-kebijakan anti-terornya agar tidak memperburuk situasi di Somalia.
Selain agen-agen CIA, agen-agen rahasia Jerman juga datang ke Somalia tepatnya ke kawasan Somaliland. Menurut para pejabat di wilayah itu, agen-agen rahasia negara Jerman itu melakukan pertemuan dengan Presiden Dahir Riyale Kahin.
Belum diketahui apa keperluan agen-agen rahasia AS dan Jerman itu datang ke dua wilayah Somalia itu. Puntland dan Somaliland menyatakan memisahkan diri dari pemerintahan pusat Somalia dan menjadi daerah otonomi. Namun belum ada satu negara pun yang mau mengakui deklarasi pemisahaan kedua wilayah itu dari Somalia.
Sejak panglima-panglima perang berhasil menumbangkan kekuasaan Muhammad Siad Barre tahun 1991, pemerintahan pusat negara Somalia nyaris tidak berjalan lagi dan membawa negeri itu ke dalam perang saudara yang menelan banyak korban jiwa dan membuat ratusan ribuan rakyat Somalia mengungsi.
Aksi Bajak Laut Somalia
Kedatangan para agen rahasia AS dan Jerman ini bersamaan dengan makin hangatnya pemberitaan tentang aksi-aksi para bajak laut Somalia. Para bajak laut itu selama dua hari belakangan ini melakukan serangan ke sejumlah kapal-kapal asing. Setelah berhasil membajak kapal tanker milik Saudi, para bajak laut asal Somalia itu juga berhasil menguasai sebuah kapal tanker milik Yunani, sebuah kapal laut berbendera negara Hongkon dan sebuah kapal penangkap ikan Thailand.
Hari Selasa kemarin, para bajak laut Somalia itu terlibat pertempuran dengan sebuah kapal perang milik India di kawasan Teluk. Angkatan Laut India berhasil merusak satu buah kapal utama milik para pembajak. Dua kapal motor lainnya milik pembajak akhirnya melarikan diri setelah melihat kapal utama mereka diledakkan kapal perang India.
International Maritime Bureau (IMB) mengatakan, aksi-aksi para bajak laut asal Somalia ini makin tak terkendali meski di perairan tempat para bajak laut itu beroperasi ada kapal-kapal perang milik AS, Rusia dan Prancis. Pembajakan kapal tanker Sirius Star milik Saudi, juga mendorong Korea Selatan untuk ikut mengirimkan kapal perangnya ke kawasan Teluk dan bergabung dengan kapal-kapal perang AS, Rusia dan Prancis.
Aksi-aksi bajak laut Somalia yang tiba-tiba marak masih menimbulkan tanda tanya besar, apalagi bajak-bajak laut mampu menguasai kapal tanker besar macam Sirius Star. Adakah pihak lain yang berada dibalik para bajak laut Soamlia itu?(ln/aljz/PrTV)