Dalam sebuah segmen, Gerald Rivera di Fox News berbincang dengan seorang tentara AS tentang dukungan AS pada perdagangan opium di Afghanistan. Tentara itu mengatakan dia segan membicarakan dan mendukung produksi opium Afghanistan. AS, tegasnya, telah menutup mata pada budidaya opium karena di Afghanistan, hal itu merupakan masalah budaya sekarang. Dia lebih suka orang Afghanistan berkebun semangka.
Ini kedengarannya naif. Mungkin AS suatu saat akan menyuruh pemerintah Afghanistan untuk berbisnis semangka saja. Dilaporkan beberapa bulan yang lalu bahwa Ahmed Wali Karzai terlibat dalam perdagangan opium yang dijalankan kaum Mujahidin Taliban. Begitu laporan Fox News dan beberapa media korporasi lainnya.
Herannya, Fox News tidak melaporkan bahwa sebelum segalanya berubah pada 11 September 2001, dan sebelum AS menyerang Afghanistan, Taliban telah memberlakukan larangan produksi opium. Hal ini mengakibatkan produksi opium runtuh lebih dari 90 persen.
Di bawah pemerintahan interim Hamid Karzai, budidaya opium meroket dan Afghanistan menjadi pasar opium utama di dunia. Menurut United Nations Drug Control Program (UNDCP), budidaya opium di Afghanistan meningkat 657 persen pada tahun 2002 dibandingkan dari tahun 2001. Menurut UNDCP, budidaya opium pada tahun 2002 menutupi wilayah sekitar 45.000 dan 65.000 hektar. Menurut PBB, di tahun 2006 saja sekitar 92% wilayah Afghanistan menjadi pasokan opium dunia.
"Perdagangan obat biusThe Golden Crescent, yang diluncurkan oleh CIA pada awal 1980-an, terus dilindungi oleh intelijen AS, dalam hubungan dengan pasukan pendudukan NATO dan militer Inggris. Dalam perkembangan terakhir, pasukan pendudukan Inggris telah mempromosikan budidaya opium melalui iklan radio berbayar," tulis Michel Chossudovsky pada tahun 2007.
"Orang yang terhormat di Helmand, para tentara ISAF dan ANA tidak pernah menghancurkan ladang opium," kata promo radio itu. "Mereka tahu bahwa banyak orang Afghanistan tidak memiliki pilihan lain kecuali hanya bertanam opium."
"Pejabat senior dalam pemerintahan Bush tidak pernah menggubris masalah opium di Afghanistan sejak 9 / 11," tulis James Risen dalam State of War. "Bahkan, Gedung Putih dan Pentagon menghindari mengambil bandar-bandar narkoba Afghanistan sejak awal operasi militer AS di negara itu."
Menyedihhkan dan memiriskan sekali memang kondisi Afghanistan. Negeri Muslim itu telah menjadi ladang opium terbesar di dunia. (sa/iw)