Namun dia tidak menjelaskan apakah mozaik-mozaik dan lukisan dinding lainnya akan ditutup tirai sepanjang waktu. “Selain waktu salat, Hagia Sophia akan dibuka untuk semua pengunjung dan turis, dan semua mosaik akan dibuka,” papar otoritas Turki.
Tirai yang dipasang serupa yang digunakan dalam industri film. “Tak ada satu pun paku yang digunakan saat memasang sistem itu,” papar pihak pengelola gedung.
Awalnya, teknologi laser akan digunakan untuk menutupi mosaik dan lukisan itu. Namun rencana menggunakan laser ini tak jadi digunakan.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyatakan Hagia Sophia terbuka untuk beribadah umat Islam. Pengumuman itu setelah putusan pengadilan yang mengatakan konversi bangunan ke museum pada tahun 1934 oleh pendiri Turki modern Mustafa Kemal adalah melanggar hukum.
“Menetapkan Hagia Sophia sebagai masjid, adalah petanda ke arah mencapai pembebasan masjid Al-Aqsa di Yerusalem,” kata Presiden Erdogan.
Pemerintah Turki pun memutuskan akan menggelar Sholat Jumat di Hagia Sophia dan mengundang para pemimpin dunia untuk hadir dalam acara resmi pembukaan gedung Situs Warisan Dunia UNESCO itu. Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto dilaporkan akan ikut Sholat Jumat hari ini di Hagia Sophia.
Persiapan sudah dilakukan Pemerintah Turki untuk Sholat Jumat pertama dalam delapan dekade. Di antaranya memasang karpet di lantai masjid. Karpet yang dipakai untuk Sholat Jumat di Hagia Sophia diproduksi di Provinsi Manisa, salah satu pabrik karpet pertama di Turki. “Terbuat dari bulu domba 100 persen, karpet hijau yang dipasang dengan motif Ottoman abad ke-17.”
Hagia Sophia dibangun pada abad keenam sebagai katedral. Namun, ketika Kekhalifahan Utsmani atau Ottoman yang dipimpin Sultan Muhammad Al-Fatih membebaskan Konstantinopel (lalu namanya diubah menjadi Istanbul), bangunan ini diubah menjadi masjid pada 1453.
Kantor berita Anadolou melaporkan, Presiden Erdogan mengundang Paus Fransikus untuk menghadiri pembukaan masjid. Namun sejauh ini belum ada laporan bagaimana tanggapan Paus yang pada 12 Juli lalu mengaku “sangat sedih” atas keputusan Turki menjadikan Hagia Sofia kembali menjadi masjid. (rol)