Ada Apa Dengan Derakhshan Di Iran?

Bentrokan antara mahasiswa dan pasukan keamanan Iran meningkat di awal tahun ajaran baru ini. Kampus-kampus universitas menyaksikan pengerahan pasukan Basij dalam jumlah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kekerasan dimulai di kota barat laut Rasht ketika para personil keamanan di Free University mencegah para mahasiswa laki-laki memasuki kampus dengan mengenakan kemeja lengan pendek.

Insiden ini sebelumnya dipicu protes oleh mahasiswa dan kemudian terjadi bentrokan dengan pasukan keamanan. Sejak tahun 2009, mahasiswa Iran memang banyak yang secara terang-terangan melancarkan protes terhadap pemerintahan Ahmadinejad, terutama pada pemilu 2009.

Serangan terhadap mahasiswa diperintahkan oleh Departemen Perlindungan universitas, institusi yang akhir-akhir ini telah dituduh berkolaborasi dengan Basij dan memfasilitasi masuknya pasukan keamanan ke dalam kampus.

Selain itu, pemerintah Iran juga terus menangkapi para blogger yang melakukan protes lewat internet.

Seperti misalnya Hossein Derakhshan, 35. Ia adalah seorang tokoh kontroversial di kalangan komunitas blogging Iran. Menulis blog-nya dari Kanada, dia mengkritik kepemimpinan Iran, dan pada tahun 2006 ia mengunjungi Israel mengatakan ia ingin bertindak sebagai jembatan antara masyarakat kedua negara.

Derakhshan kemudian mengunjungi Iran pada tahun 2008 dan ditangkap. Selama dua tahun berikutnya, ia sering ditangkap tanpa adanya komunikasi dengan keluarga ataupun pengacara, begitu menurut kelompok hak asasi.

Mashreghnews.ir, yang dekat dengan kantor kepresidenan Iran, melaporkan pada Selasa bahwa Derakhshan dinyatakan bersalah atas tuduhan kerjasama dengan negara-negara yang bermusuhan, menyebarkan propaganda, menentang pembentukan berkuasa, mempromosi kelompok opoisisi dan menghina tokoh agama Iran yang jelas-jelas Syiah.

Pengadilan menjatuhkan hukuman hampir 20 tahun penjara, namun menyatakan bahwa Derakhshan dapat naik banding.

Sejak tahun 2001, Derakhshan terus membantu pemuda Iran untuk membuat situs online yang sederhana. Pemerintah Iran sendiri dilaporkan berusaha keras untuk selalu memblokir media-media yang menyerang pemerintahannya.

Pemerintah Iran juga menutup dua surat kabar pro-reformasi, Andisheh-e No dan Bahar Zanjan, karena menerbitkan artikel yang mengkritik para pejabat. (sa/aby)