Seorang muslim pelaku percintaan sesama jenis asal Aljazair, Muhammad Ludovic Lutfi Zahed, berencana membuka sebuah masjid khusus kaum gay akhir bulan ini di Prancis.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (21/11), untuk pertama kali masjid itu akan digunakan untuk melaksanakan salat Jumat bagi laki-laki gay. Kemudian, masjid itu akan dibuka bagi semua pecinta sesama jenis baik pria dan wanita.
Alhasil, rencana pembangunan masjid ini mengundang kemarahan dari komunitas muslim Prancis. Komunitas kaum gay Islam dan asal dunia Arab selama ini bergulat dengan stereotip dan diskriminasi. Ini lantaran dalam pandangan agama, budaya, dan bahkan dalam politik, gay adalah tabu. Namun, komunitas ini terus mempertahankan jati diri mereka dari berbagai fitnah masyarakat luas.
Zahed mengatakan dalam masjid normal perempuan akan duduk di belakang serta diwajibkan memakai jilbab. Menurut dia, perlakuan itu membuat khawatir kaum gay dengan sikap agresif terhadap perempuan baik secara lisan maupun fisik.
“Setelah melaksanakan haji saya sadar, membuat masjid khusus gay merupakan keharusan. Ini agar kaum gay muslim dapat melaksanakan salat,” kata Zahed kepada surat kabar asal Turki Daily Hurriyet baru-baru ini.
Zahed menceritakan awal dia menjadi gay adalah setelah dia menghabiskan waktu semalam dengan pria. Dia akhirnya sadar dirinya merupakan gay dan dia merasa terbantu mengungkapkan jati dirinya dengan Islam. Dia saat ini telah menikahi pasangan sesama jenisnya dan menetap di Prancis.
Dia mengatakan rencana pembuatan masjid khusus penyuka sesama jenis itu akan dibuka 30 November mendatang dan menggunakan sebuah ruangan di sebuah kuil Budha. “Di tempat ini nantinya baik laki-laki dan perempuan dapat berdoa bersama di area yang sama,” ucap dia.
Lebih dari seratus ribu pengunjuk rasa melakukan demonstrasi di seantero Prancis. Mereka menentang kebijakan pemerintah berencana akan menyetujui pernikahan sesama jenis. Pengunjuk rasa bahkan sempat terlibat bentrok dengan polisi di salah satu kota. (diko-fas-Merdeka)