Association of Civil Right in Israel (ACRI) dalam laporan tahunannya yang dirilis hari Minggu (9/12) mengungkap fakta, adanya diskriminasi yang secara sistematis dilakukan oleh negara terhadap warga Arab Israel.
Laporan itu menyebutkan, tingkat diskriminasi itu sudah dalam taraf yang memprihatinkan, padahal Israel mengklaim sebagai pemerintahan yang demokratis. "Rasisme di kalangan masyarakat Israel sudah mencapai tingkat ketinggian yang baru, yang merusak kebebasan ekspresi dan privasi, " kata Presiden ACRI, Sami Michael seperti dilansir surat kabar Israel Haaretz.
Menurut laporan ACRI, kasus-kasus rasisme terhadap warga Arab Israel meningkat sebesar 26 persen pada tahun 2006. Jumlah kasus warga Yahudi yang secara terang-terangan menyatakan kebenciannya terhadap warga Arab juga meningkat dua kali lipat.
ACRI juga menemukan fakta bahwa lebih dari 2/3 remaja Israel memandang orang-orang Arab sebagai orang-orang yang kurang cerdas, tidak berbudaya dan suka melakukan kekerasan. Lebih dari 1/3 remaja Israel juga diketahui menyimpan rasa ketakutan terhadap warga Arab Israel.
Laporan terbaru ACRI hampir sama dengan sejumlah survei yang pernah dilakukan terkait sikap warga Yahudi terhadap warga Arab Israel. Polling yang pernah dilakukan ACRI pada bulan Maret lalu menunjukkan bahwa 50 persen responden responden dari kalangan Yahudi Israel menolak bertetangga dengan warga Arab dalam satu gedung yang sama dan menyatakan tidak mau berteman dengan orang-orang Arab Israel serta melarang anak-anak mereka berteman dengan warga Arab.
Dari hasil polling juga diketahui bahwa orang-orang Yahudi Israel tidak akan pernah mengizinkan orang-orang Arab masuk ke rumah mereka dan menginginkan warga Arab dipindahkan ke tempat lain.
Hasil survei yang dilakukan Democracy Index of the Israel Democracy Institute pada bulan Juni 2007 menunjukkan bahwa hanya setengah dari responden Yahudi Israel yang meyakini bahwa warga Yahudi dan Arab harus diberi hak yang sama. dan 78 persen responden Yahudi menentang keikutsertaan partai-partai politik dari kalangan warga Arab dalam pemerintahan Israel.
Sementara hasil studi Universitas Haifa yang baru-baru ini dilakukan, menunjukkan bahwa 74 persen anak-anak muda Yahudi di Israel memandang orang-orang Arab Israel "tidak bersih. "
Menurut data Biro Statistik Israel, pada tahun 2006, jumlah warga Arab di Israel mencapai 1. 413. 500 jiwa atau sekitar 19, 8 persen dari 6, 5 juta populasi penduduk Israel.
Laporan tahunan ACRI menyatakan bahwa diskriminasi terhadap warga Arab Israel dilakukan secara sistematis oleh negara. Pemerintah Israel mengklasifikasikan warga Arab sebagai ancaman bagi keamanan negara.
Warga Arab Israel, termasuk para jurnalis, menurut laporan ACRI kerap dilecehkan dan diperlakukan sewenang-wenang, antara lain di bandara-bandara. Pada masa perang Israel-Hizbullah, 40 persen warga Israel yang tewas adalah warga Arab karena mereka tidak diberi tempat perlindungan yang cukup oleh pemerintah Israel.
ACRI dalam laporan tahunannya juga mengkritik sejumlah draft undang-undang di parlemen Israel yang isinya mendiskriminasikan warga Arab. Misalnya tentang hak untuk memilih dan dipilih serta hak menerima tunjangan dan larangan bagi warga Arab untuk bergabung di kemiliteran.
Menanggapi laporan ACRI, kalangan Arab Israel di parlemen (Knesset) menyatakan bahwa laporan tersebut menunjukkan bahwa rasisme yang dilakukan orang-orang Yahudi Israel terhadap orang-orang Arab sudah mengakar begitu kuat.
"Laporan ini tidak mengejutkan. Temuan-temuan ini merupakan hasil yang wajar dari pernyataan-pernyataan rasial yang dilontarkan oleh para pemimpin politik dan kebijakan rasial yang diterapkan pemerintah Israel terhadap warga Arab selama kurun waktu 60 tahun belakangan ini, " papar Muhammad Barakeh, ketua Partai Hadash pada surat kabar Yediot Ahronot.
Tokoh Arab Israel Ahmad Tibi menambahkan, rasisme sudah menjadi norma di kalangan masyarakat Yahudi Israel yang bermental rasis. (ln/iol)