Kerugian Penjajah
Kebodohan penjajah ‘Israel’ berakibat kerugian yang justru akan dihadapi para tawanan itu sendiri.
“Kerugian yang dialami para tawanan menjadi sangat besar. Kami telah berusaha melindungi dan merawat para tahanan selama berbulan-bulan untuk mencapai kepentingan rakyat kami, dan kami masih berupaya untuk melakukannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, para tawanan hidup dalam kondisi sulit dan berjuang untuk hidup. Sementara para pejuang Palestina berusaha melindungi nyawa mereka, sayangnya, tentara musuh dengan sengaja membunuh dan melukai mereka.
Dia menekankan dalam pidatonya pada hari Jumat bahwa sudah 134 hari sejak agresi ‘Israel’ dimulai, akhirnya mengubah lanskap global dan menandakan berakhirnya penjajahan.
Abu Ubaidah menyoroti bahwa selama lima bulan terakhir, kelompok perlawanan telah menghadapi agresi Zionis yang hebat dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Ia menggarisbawahi perjuangan yang sedang berlangsung melawan musuh yang kejam, dan menggambarkannya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kontemporer.
Abu Ubaidah menekankan ketahanan perlawanan, dengan menegaskan bahwa kapan pun musuh merasa aman, para pejuang akan muncul untuk menantang mereka.
Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa para pejuang melakukan operasi yang tepat dan berdampak, bersamaan dengan upaya pasukan perlawanan yang menyebabkan kerugian besar bagi musuh. Abu Ubaidah menyimpulkan dengan mencatat bahwa pidato sebelumnya disampaikan pada 14 Januari, bertepatan dengan hari ke-100 “Operasi Taufan Aqsha”.
Untuk diketahui, penjajah ‘Israel’ telah membunuh lebih dari mengakibatkan 28.775 warga Palestina dan 68.552 lainnya terluka sejak dimulainya 7 Oktober tahun lalu, dan ribuan lainnya hilang di bawah reruntuhan. (sumber: Hidayatullah)