Salafi Jihadi di Yordania memperkirakan bahwa akan terjadi konfrontasi antara para Mujahidin dan pejuang sekuler setelah runtuhnya rezim Bashar Assad.
Muhammad Shalabi, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Sayyaf mengatakan, Pejuang Islam seperti Jabhah Nusroh dimana AS memasukkannya kedalam daftar organisasi teroris, telah menolak tawaran untuk bergabung dengan pasukan Sukarelawan Suriah, menurut kantor berita Reuters.
Ia menambahkan bahwa dalam permasalahan penggulingan Assad, pasukan sukarelawan Suriah atau elemen yang berada di dalamnya memiliki pemikiran berbeda dengan Jabhah Nusroh, mereka akan meminta kelompok Islam untuk segera meletakkan senjata , dan akan terjadi bentrokan dan kerugian yang lebih besar.
Abu Sayyaf menghabiskan 10 tahun di balik jeruji besi karena kegiatan yang terkait dengan salafi jihadi, termasuk terkait rancana menyerang pasukan AS di Yordania, namun ia tampak tak peduli dimana kini ia berada dibawah pengawasan.
Abu Sayyaf mengatakan setidaknya ada 350 warga Yordan yang ikut berjuang melawan tentara suriah, dan sekitar 25 dari mereka telah syahid.
Sekitar 50 orang ditangkap di Yordania sebelum mereka sampai ke Suriah, dan beberapa sari mereka sekarang menghadapi persidangan di pengadilan keamanan negara, namun pihak berwenang telah memperlakukan mereka dengan baik sejak dimulainya “musim semi Arab” dua tahun lalu.
Ia juga membantah adanya hubungann antara al-Qaeda dan Jabhah Nusroh yang menjadi salah satu kelompok pejuang terkuat di Suriah. (hr/Sky news)