Eramuslim – Militan al-Qaeda yang dituduh atas pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania pada tahun 1988 dikabarkan meninggal dunia pada hari Jumat kemarin, hanya beberapa hari sebelum dia dihadapkan ke depan pengadilan di New York, menurut pengacaranya.
Nazih Abdul-Hamed al-Ruqai, usia 50 tahun , yang juga dikenal sebagai Abu Anas al-Libi, dicatat pemerintah AS penyebab kematiannya karena menderita kanker hati kronis. Pengacara Bernard Kleinman mengatakan kepada The Washington Post bahwa kesehatan kliennya memburuk secara signifikan sejak bulan lalu dan dikonfirmasi kematiannya di sebuah rumah sakit di wilayah New York pada hari Jumat.
Kleinman menolak mengatakan lebih lanjut tentang jam-jam terakhir kliennya dan berkata dia tidak tahu penyebab pasti kematiannya, menurut The Washington Post.
Um Abdullah, istri Ruqai, mengatakan kepada The Associated Press pada hari Sabtu ia mendengar kematian suaminya dari Kedutaan Libya di Washington. Dia menuduh pemerintah Amerika melakukan “penculikan, menganiaya dan membunuh orang yang tak bersalah.”
Al Libi berada di daftar paling dicari FBI dengan harga $ 5.000.000 untuk kepalanya karena diduga mengorganisir operasi ketika ia ditangkap oleh pasukan komando AS pada 5 Oktober 2013 di luar rumahnya di ibukota Libya Tripoli.
Al Libi, seorang ahli komputer, mengaku tidak bersalah dan ia berargumen di pengadilan bahwa ia secara ilegal diculik dan diinterogasi di sebuah kapal perang AS selama tujuh hari sebelum diserahkan kepada agen FBI pada 12 Oktober.
Ruqai, yang juga menderita hepatitis C, juga mengatakan bahwa ia telah melakukan mogok makan ketika ditanya oleh agen FBI – di mana ia harus membuat pernyataan yang memberatkan.
Ia tampak pucat dan kurus, dan berbicara sangat pelan melalui seorang penerjemah, Al Libi mengatakan kepada pengadilan bahwa ia mengatakan kepada “siapa pun yang bertanya” bahwa ia melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk protes atas ketidakadilan.
Dia dan Khalid al-Fawwaz, tertuduh lain dan mengaku tidak bersalah, atas serangan yang menewaskan 244 orang, termasuk 12 warga Amerika, dan melukai lebih dari 5.000 orang.
Namun, tersangka ketiga, asal Mesir, Adel Abdel Bary, mengaku bersalah untuk memainkan peran dalam serangan 1998 tersebut.
Serangan 1998 itulah aksi yang mulai memperkenalkan al-Qaeda dan Osama Ben Laden kepada publik Amerika untuk pertama kalinya. (Arby/Dz)