Al-Qaidah diidentifikasikan sebagai kelompok yang mencoba membunuh kepala keamanan Saudi pangeran Nayef pada Kamis lalu.
Seorang pelaku bom bunuh diri yang menyamar sebagai militan yang telah ‘tobat’ meledakkan dirinya di kantor Jeddah pangeran Muhammad bin Nayef dalam sebuah serangan pertama yang ditujukan kepada anggota dari keluarga kerajaan Saudi semenjak Al-Qaidah pada tahun 2003 memulai kampanye kekerasan terhadap kerajaan tersebut – di negara yang menjadi penghasil minyak terbesar di dunia ini.
"Pahlawan syuhada ini merupakan salah satu dari 85 orang yang paling dicari – bernama Abdullah Hassan Tali’ Al-Asiri dikenal sebagai Abul Khair, telah berhasil masuk ke istana kepala keamanan Saudi, lolos dari penjagaan dan meledakkan dirinya," kata sebuah pernyataan di sebuah situs Jihadis yang dikaitkan dengan organisasi jihad Al-Qaidah di Jazirah Arab.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa Asiri diterbangkan ke Jeddah dari Najran dekat perbatasan Yaman setelah masuk dari Yaman untuk menyerahkan dirinya kepada menteri dalam negeri.
"Dirinya berhasil melewati semua pengawasan di Najran dan bandara Jeddah," kata pernyataan itu, yang juga menampilkan foto Asiri.
Menteri luar negeri Yaman – Abubakar Al-Qirbi mengatakan kepada Al-Arabiya bahwa Asiri melakukan perjalanan ke Saudi dari Yaman wilayah Mi’rib, dan menyatakan akan menyerahkan diri secara langsung.
Asiri menjadi satu-satunya korban dalam peristiwa ini. Pangeran Nayef, yang bertanggung jawab untuk urusan perang melawan terorisme di kerajaan Saudi pada saat itu sedang menerima tamu selama bulan suci ramadhan, kata kantor berita Saudi SPA.
Asiri (23 tahun) ingin bertemu dengan pangeran Nayef untuk menyerahkan diri, namun kemudian meledakkan dirinya. Dirinya juga mempunyai kakak bernama Ibrahim yang juga masuk dalam daftar pencarian orang pemerintah Saudi.
Cabang Al-Qaidah di Saudi dan Yaman pada awal tahun ini telah bergabung dengan membentuk Al-Qaidah Jazirah Arab. Mereka berkumpul di Yaman setelah pangeran Muhammad menteri dalam negeri Saudi menggalakkan kampanye anti teroris.
Arab Saudi mengeluarkan daftar 85 orang tersangka teroris pada bulan Februari lalu dan para analis mengatakan banyak dari mereka itu berasal dari Yaman, termasuk beberapa yang telah dikembalikan ke Arab Saudi dari penjara AS di Teluk Guantanamo dan beberapa dari mereka telah melewati program ‘pertobatan’ yang ditujukan buat para militan.(fq/aby)