Eramuslim.com- Abdul Kalam, mantan presiden Muslim Rohingya di Thailand, menuduh Malaysia terlibat dalam perdagangan manusia — dengan korban imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh.
“Ada kamp budak Muslim Rohingya di Malayisa,” ujar Abdul Kalam, seperti dikutip The Star Online.
Menurut Kalam, sebanyak 80 persen kamp budak Muslim Rohingya dan Bangladesh terdapat di Malaysia. Ia juga menuduh ada unsur-unsur dalam pemerintahan di Malaysia yang menjadi bagian jaringan perdagangan manusia.
“Di kamp-kamp budak di Malaysia, Muslim Rohingya dan orang Bangladesh yang masih muda ditampung,” ujar Kalam, yang kini bekerja dengan Kepolisian Thailand sebagai penerjemah.
Jumlah kamp budak di perbatasan Thailand-Malaysia semakin buruk dalam sepuluh tahun terakhir. Jumlahnya terus bertambah, dan diperkirakan mencapai 50 kamp.
Seluruh Muslim Rohingya yang berada di kamp budak hidup mengenaskan, dengan sedikit makanan dan air bersih.
Letnan Jenderal Prakan Cholayuth, komandan tentara wilayah 4 Thailand, tidak secara langsung melancarkan tuduhan serupa. Ia berharap negara-negara tetangga membantu menindak keras perdagangan manusia.
Datuk Zamri Yahya, kepala polisi negara bagian Kedah, Malaysia, membantah keras tuduhan Kalam. “Tidak ada hal seperti itu. Sejauh yang kami tahu kamp budak hanya ada di Thailand,” ujar Zamri Yahya.
Menurutnya, Unit Intelejen Perbatasan Malaysia, Angkatan Operasi Umum, dan tim khusus dari Bukit Aman, bekerja sama mencegah masuk imigran ilegam dan kegiatan perdagangan manusia.
Di Bangkok, PM Thailand Prayut Chan-o-cha berencana untuk bertemu pemimpin Malaysia dan Myanmar, untuk mengatasi masalah ini.
“Perdagangan mansuia harus ditangani bersama,” ujarnya. “Harus dipahami, masalah ini tidak berasal dari Thailand.” (rz)