Abdul- Munim Abul futuh, mantan tokoh Ikhwanul Muslimin mengatakan hari Senin bahwa panglima militer Mesir tidak boleh mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu tahun depan , mengatakan kepada Associated Press bahwa langkah tersebut akan memblokir transisi menuju demokrasi .
Abdul- Munim Abul futuh , yang pernah bergabung dengan protes massa terhadap kepemimpinan Presiden Mohammed Mursi pada musim panas lalu , mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Jenderal Abdel Fattah – el – Sissi tidak boleh dicalonkan sebagai presiden Mesir.
” Jika nominasi terus didengungkan oleh media secara membabi buta dan menggambarkan Sisi sebagai penyelamat dan militer juga ditampilkan sebagai penyelamat , maka kita tidak akan pernah beralih ke demokrasi , ” kata aktivis politik yang berpaling dari kelompok Ikhwanul Muslimin , yang kini berusia 62 tahun dalam sebuah wawancara .
” Selama kepemimpinan militer bersikeras untuk tetap berada di rawa politik …maka tidak akan ada demokrasi, ” kata Abul futuh , yang mundur dari kelompok Ikhwanul Muslimin pada tahun 2011.
Bertentangan dengan Ikhwan , Abul futuh bahkan telah mengambil garis yang terlampau inklusif , ia memberikan kebebasan orang untuk memilih paham ateisme dan bahkan ia mengatakan bisa menerima bila seorang presiden Mesir beragama Kristen – kebijakan prinsip yang sangat bertentangan dengan kebijakan Ikhwan .
Abul futuh pernah berperan penting untuk membangun kembali Ikhwan pada tahun 1970 setelah periode represi dari pemerintahan Presiden Abdul Nasser.
Dia pun pernah dipenjara di bawah Presiden Hosni Mubarak karena keanggotaan dalam kelompok Ikhwanul Muslimin yang dilarang pada saat itu.
Para pengkritiknya melihat dia adalah seorang pendukung Ikhwan yang menyamar , orang yang ingin mengubah citra kelompok Ikhwan dan membawanya kembali ke politik . Abul Futuh membantah tuduhan itu .
” Ikhwan adalah organisasi yang telah gagal, bila mereka berbicara politik , mereka tidak memiliki visi masa depan dan administrasinya adalah yang terburuk , ” katanya .
” Mereka tidak mampu menghentikan kudeta dan kudeta tidak mampu mengekang mereka … kita berada dalam permainan politik yang kembali ke kondisi zero, ” katanya dari vila nyamannya di pinggiran kota Kairo .
Abul futuh percaya bahwa represi pemerintahan Mesir terhadap Ikhwan hanyalah mengakibatkan Ikhwan akan menjadi solid.
” Penindasan terhadap kelompok ideologis membuat mereka lebih kuat , ” katanya , menggambarkan tindakan tersebut sebagai ” kebodohan ” yang akan menjadi bumerang bagi pemerintahan Mesir .
Dia mengatakan bahwa tindakan keras pemerintah kudeta kepada Ikhwan hanya membuatnya lebih kuat sebagai sebuah organisasi.
” Jika mereka ( militer ) menjauh dari politik , kami yakin akan memaksa Ikhwan turun , ” katanya , dan ia menambahkan , ” cara terbaik untuk melemahkan kelompok hanya melalui pemilihan umum yang adil . ”
Tidak seperti banyak orang di Mesir yang berpikir bahwa gerakan Islam sudah selesai , Abul futuh percaya pada akhirnya Ikhwan akan kembali ke politik .
Abul Futuh memperkirakan bahwa kemenangan Ikhwan tidak akan terulang , meskipun Ikhwan akan mempertahankan dukungan besar di kalangan pemilih. Walaupun demikian , Ia memperkirakan Ikhwan masih memiliki cukup dukungan untuk memenangkan maksimum 40 persen kursi di parlemen . (Arby/Dz)