Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Palestina Ismail Haniyah, menggelar pertemuan keduanya sore hari Senin (5/3) melanjutkan pertemuan pertama yang dilakukan pada hari sebelumnya. Mereka membicarakan nama-nama kandidat kabinet yang akan mengisi birokrasi pemerintahan koalisi nasional.
Menurut Ghazi Hamad, jubir pemerintah Palestina yang turut hadir dalam pertemuan itu, “Diskusi antara kedua tokoh membahas berbagai macam persoalan. Yang paling mencuat adalah masalah calon menteri luar negeri dan rekonstruksi kekuatan militer sebagai tahap penting di masa mendatang, juga tentang kemaslahatan nasional Palestina."
Ia juga menyampaikan bahwa dari dialog tersebut telah tercapai sejumlah nama menteri dari kalangan independent untuk menduduki kursi kabinet di pemerintahan koalisi nasional.
Namun demikian masih ada sejumlah permasalahan yang belum selesai dikaji dan disepakati. Menurut Hamad, hari Selasa ini pertemuan kedua tokoh penting Palestina itu akan berlanjut dan optimis sejumlah perbedaan sebelumnya akan bisa dicari titik temunya. “Tidak ada kendala prinsipil dalam topik pembentukan pemerintahan nasional ini. Hanya perbedaan pandangan dalam beberapa hal tapi secara umum dialog berlangsung dalam situasi yang tenang, ” lanjut Hamad.
Masih menurut Hamd, kedua belah pihak sepakat bila Dr. Zeyad Abu Amr menjadi menteri luar negeri dalam pemerintahan mendatang. Dan tidak ada masalah yang lebih rumit dibahas kecuali soal kursi menlu itu. Sementara untuk kursi menteri dalam negeri juga, tambah Hamad, sudah disepakati beberapa kriterianya.
Terkait dengan koalisi politik, jubir Pemerintah Palestina itu mengatatakan ada tim permanen yang akan terus menindaklanjuti fungsi mereka guna menjamin koalisi politik. “Ada tim nasional yang berperan aktif sebagai landasan koalisi. Presiden Abbas berjanji akan mengeluarkan sejumlah pandangannya terkait kepentingan nasional yang harus dipertahankan. Diwaktu yang sama ia juga menyatakan tidak ada tekanan apapun terkait pembentukan pemerintahan koalisi ini, " jelas Hamad.
Sementara Jubir Pemerintah Palestina lainnya, Nabil Abu Radeina mengatakan bahwa diskusi yang berjalan tadi malam “positif dan tenang”. Ia mengatakan, “Situasi kesepakatan Makkah masih utuh dan dipegang kuat oleh semua pihak agar kesepakatan itu terimplementasi. ” (na-str/pic)