Rintihan air mata, teriakan dan tembakan ke udara menyelingi pemakaman sembilan imam Libya yang dilaporkan tewas dalam serangan udara NATO, tetapi pasukan aliansi mengatakan serangan mereka tersebut menghantam sebuah pusat komando dan kontrol pasukan Gaddafi.
Kesembilan imam berada di antara 11 orang yang tewas dalam serangan di sebuah Guest House di kota timur Brega pada hari Jumat lalu, kata pemerintah. Dua lainnya dimakamkan di tempat lain.
"Semoga Allah mengalahkan pasukan NATO di darat, laut dan udara," teriak kerumunan sekitar 500 orang dalam sebuah acara pemakaman yang diselenggarakan di dekat pelabuhan Tripoli.
Para pelayat mengangkat peti mati kayu polos di atas kepala mereka untuk membawa jasad para imam ke pemakaman dan jasad dibiarkan terbuka yang terbungkus kain kafan berwarna hiaju untuk menunjukkan kepada massa dan dihiasi dengan bunga, kata seorang saksi mata kepada Reuters.
"Serangan NATO adalah salah satu penghinaan setelah membiarkan yang lain untuk hidup dan yang lainnya mati," kata pelayat bernama Abdulrahman.
Dalam sebuah pernyataan, NATO membela tindakannya: "Kami sadar bahwa adanya tuduhan jatuhnya korban sipil dalam kaitannya dengan serangan ini dan walaupun kami tidak dapat secara independen mengkonfirmasi keabsahan klaim itu, kami menyesal atas hilangnya nyawa warga sipil tak berdosa ketika serangan terjadi."(fq/reu)