Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik Rabu kemarin (17/10) mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak (drone) AS adalah warga yang tidak bersalah.
Menurut Malik, hanya 20 persen dari mereka yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS adalah militan sedangkan sisanya adalah warga sipil yang tidak bersalah.
Berbicara kepada media di luar parlemen, Malik mengatakan ada 336 serangan pesawat tak berawak di Pakistan yang telah dilakukan di mana 2.300 orang telah tewas akibat serangan itu.
Sebuah laporan terbaru terkait serangan drone rahasia AS di Pakistan mengatakan bahwa serangan telah membunuh warga sipil jauh lebih banyak daripada yang diakui. Dalam “Living Under Drones,” peneliti menyimpulkan serangan drone “meneror warga, Wanita, dan anak-anak, sehingga menimbulkan trauma psikologis dan kecemasan di kalangan masyarakat sipil.”
“Jumlah militan yang dibunuh persentasenya sangat kecil dari total korban tewas – diperkirakan hanya 20% [kematian]”, kata laporan itu.
Pada bulan Mei, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menggambarkan penggunaan serangan pesawat tak berawak Amerika di Pakistan dan Yaman sebagai sesuatu yang “benar-benar penting untuk kemampuan kita membela Amerika.”
Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki pesawat tak berawak di kawasan tersebut dan telah meningkatkan serangan terhadap target yang mereka anggap al-Qaidah di Yaman dan Pakistan.(fq/prtv)