Tahun 2005 adalah tahun terburuk bagi nasib wartawan dunia. Sepanjang tahun itu terhitung 63 orang pemburu berita tewas di berbagai tempat di dunia. Jumlah itu adalah yang tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir. Sedangkan Irak, merupakan lokasi yang paling banyak memakan korban wartawan.
Aljazeera menyebutkan bahwa sebanyak 24 orang wartawan terbunuh di Irak sepanjang tahun 2005 saja. “Ini adalah tahun ketiga di mana Irak menduduki lokasi paling rawan bagi wartawan secara berturut-turut,” tulis Al-Jazeera. Kematian mereka lebih banyak karena serangan kelompok bersenjata Irak, sedangkan militer AS membunuh 3 wartawan di Irak.
Menurut Reuters,ada 76 wartawan terbunuh di Irak sejak agresi militer AS ke Irak di tahun 2003. Jumlah korban wartawan yang tewas tersebut juga merupakan jumlah tertinggi korban perang, melebihi perang Vietnam yang berlangsung antara 1955 dan 1975. Reuters sendiri kehilangan 5 orang wartawannya di Irak sejak agresi militer AS.
Lokasi berbahaya kedua bagi wartawan setelah Irak adalah Filipina, di mana 7 orang wartawan tewas sepanjang 2005. Berikutnya, Libanon, yang menjadi lokasi tewasnya 2 orang wartawan. Menyikapi data tewasnya jurnalis yang demikian tinggi, organisasi Jurnalis Tanpa Batas menegaskan, “Wartawan bukan korban kelompok bersenjata, tapi politisi dan pebisnis narkoba yang menekan mereka agar tutup mulut dan tidak memberitakan kejahatannya.” (na-str/aljzr,iol)