Sabtu, Polisi Mesir menggunakan gas air mata untuk menghadang mahasiswa Islam memasuki Rabaa al adawiya square di Kairo , seorang pejabat keamanan kepada Reuters .
Kelompok siswa mencoba memasuki Rabaa al- Adawiya Square di distrik Kota Nasr ketika mereka dihentikan oleh polisi yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka , kata pejabat itu .
Rabaa al- Adawiya dan Nahda Square adalah lokasi penumpasan berdarah pada 14 Agustus terhadap para pendukung Presiden terguling Mohammad Mursi , yang juga merupakan anggota Ikhwanul Muslimin .
” Kementerian Dalam Negeri menegaskan tekadnya untuk menghadapi dengan kekerasan terhadap pendukung Ikhwanul Muslimin , ” kata pernyataan kementerian .
” Keamanan telah ditingkatkan di jalan raya , di semua kota dan pada instalasi penting . Kementerian Dalam Negeri memperingatkan terhadap siapapun yang mencoba merusak peringatan 6 Oktober , ” tambahnya , mengacu pada peringatan ulang tahun perang Arab-Israel 1973 di hari Minggu .
Upaya massa untuk kembali berdemonstrasi ke Rabaa al- Adawiya muncul setelah massa Islam melakukan protes anti – militer pada hari Jumat sebelumnya di beberapa kabupaten di kota Kairo dan di sekitar Tahrir Square .
Empat orang tewas ketika para pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan , demikian dilaporkan Agence France -Presse .
Ikhwanul Muslimin walaupun organisasi ini dilarang , secara teratur mencoba untuk melakukan protes terhadap pemerintah yang didukung militer sejak militer menggulingkan Mursi pada 3 Juli .
Pada hari Minggu , yang menandai peringatan 40 tahun perang Arab-Israel , pendukung dan penentang Mursi telah menyerukan demonstrasi di seluruh negeri , menimbulkan kekhawatiran kekerasan baru . (Arby/Dz)