43 Tahun Syahidnya Sayyid Quthb

Kemarin (29/8) merupakan peringatan ke 43 tahun dari di eksekusinya Asy Syahid Sayyid Quthb (insyaAllah) seorang intelektual Mesir dan seorang penulis yang karya-karyanya sangat revolusioner.

Sayyid Quthb adalah seorang penulis Mesir, pendidik, aktivis Islam, penyair, dan menjadi intelektual gerakan Ikhwanul Muslimin setelah wafatanya Hasan Al-Banna.

Sayyid Quthb menjadi salah satu arsitek utama dalam kebangkitan Islam kontemporer, bersamaan dengan Abul A’la Maududi pendiri Jamaat Islami Pakistan. Quthb telah memberi bentuk ide-ide dan pandangan dunia yang telah memobilisasi dan memotivasi jutaan umat Islam seluruh dunia dari Malaysia ke Michigan – untuk berusaha kembali mempraktekkan ajaran Islam dalam kehidupan dan berusaha merubah lembaga politik dan sosial sehingga mencerminkan prinsip-prinsip Islam.

Tulisan pertama Sayyid Quthb berjudul "Keadilan Sosial dalam Islam, yang ia tulis pada tahun 1949.

Quthb menghabiskan waktunya pada tahun 1949 di Greeley Colorado AS untuk mempelajari kurikulum di Colorado State Teachers College (sekarang bernama Univeristas Utara Colorado). Apa yang ia lihat selama berkuliah disana mendorongnya untuk mengutuk AS sebagai negara yang hina, tempat yang penuh dengan kematerialisan dan ia berharap umat Islam tidak bercita-cita untuk tinggal disana.

Penulis dari 24 buku ini, termasuk novel, kritik karya sastra, telah bekerja pada bidang pendidikan, ia terkenal di dunia Muslim untuk karyanya yang dia yakini menjadi aturan sosial dan peran politik Islam, khususnya dalam bukunya Keadilan Sosial dalam Islam dan Ma’alim fi-l-Tariq (Petunjuk Jalan).

Di samping tokoh-tokoh Islam terkenal lainnya seperti Maududi, Hasan al-Banna, Sayyid Quthb dianggap salah satu yang paling berpengaruh sebagai seorang aktivis pemikir Muslim era modern, bukan hanya karena ide-idenya namun atas kematiannya yang sangat heroik.

Pemikiran Sayyid Quthb oleh sebagian kalangan dituduh telah menjadi inspirasi bagi maraknya radikalisme Islam dan malah ada yang menuduh dirinya menyebarkan faham Takfir dan Tajhil, bahkan seorang Yusuf Qordowi pun menuduhnya begitu. Namun orang-orang yang hidup sejaman dengan dia dan pernah bergaul dekat dirinya telah membantah bahwa Sayyid Quthb penganut faham Takfir sembari menyatakan bahwa ia (Sayyid Quthb) masih dalam aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Karya tulisnya masih banyak tersedia dan telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa-bahasa dunia. Mayoritas ide pemikiran Sayyid Quthb dapat ditemukan dalam karya nya yang cukup fenomenal Tafsir Fii Zhilalil Quran.(fq/wb)