Tak kurang dari 40 lembaga pemerhati HAM di Mesir mengkritik pemerintah dan meminta penghentian aksi penyiksaan yang dilakukan aparat kepolisian Mesir. Menurut ke-40 lembaga yang turun ke jalan di Kairo Rabu kemarin (7/12), aparat kepolisian Mesir telah berubah menjadi hantu menakutkan bagi semua penduduk Mesir, dan berbagai pos pos kepolisian telah menjadi ruang penyiksaan keji dengan berbagai bentuk.
“Tidak mungkin mengabaikan tanggung jawab pemerintah dalam kasus kekerasan terhadap penduduk jika Mesir tetap berpura-pura tidak mau tahu seruan dan permintaan yang berulangkali dilakukan untuk menghentikan kekerasan dan penyiksaan,” tulis pernyataan lembaga HAM di Mesir. Menurut lembaga-lembaga HAM tersebut, pemerintah Mesir telah mencoreng upaya penegakan HAM dan ada ribuan orang ditahan di penjara Mesir tanpa pengadilan. Bukan hanya itu, ternyata kepolisian Mesir juga melakukan penyiksaan dan kekerasan secara massal, sebagaimana disebutkan oleh Reuters.
Sejumlah pengacara yang terlibat dalam aksi protes di depan kantor perwakilan pengacara di Kairo, juga meminta dihentikannya aksi penyiksaan. Mereka mengatakan pelaku penyiksaan itu adalah aparat kepolisian Mesir. Mereka membawa spanduk besar bertuliskan “Koalisi Menolak Penyiksaan dan Penghinaan di Kepolisian dan Ruang Tahanan.” Selain itu, spanduk lainnya bertuliskan, “Tidak untuk Undang-undang Darurat dan Tidak untuk penangkapan perempuan.”
Ali Sulaiman, salah satu anggota wakil pengacara Mesir mengatakan, “Penyiksaan dan kekerasan politik kini telah menjadi tradisi yang sering dilakukan polisi terhadap warga Mesir.” Aksi protes itu muncul setelah beredarnya foto-foto melalui internet yang menggambarkan seorang pemuda Mesir setengah telanjang merasakan kesakitan saat dipukuli seorang polisi, sementara polisi yang lainnya berdiri menyaksikan pemukulan itu. Foto-foto yang disebarkan melalui salah satu situs itu kian menegaskan bahwa penyiksaan memang sudah biasa dilakukan aparat keamanan di Mesir.
Dalam laporan pertama Dewan Nasional HAM yang berada di bawah Dewan Syuro Mesir milik Partai Nasional Demokratik yang kini berkuasa, sepanjang tahun 2004 terjadi kasus penyiksaan atas warga Mesir hingga tewas. Laporan itu menurut lembaga HAM di Mesir, bahkan telah terjadi hingga menyebabkan 17 orang meninggal dari 22 kasus penyiksaan di Mesir sepanjang tahun 2004.
Saat berkunjung ke AS (15/5/2005), PM Mesir Ahmad Nazef pernah mengakui juga adanya penyiksaan di Mesir. Ia menilai masalah terbesar penyiksaan itu dilakukan oleh pihak kepolisian. Tapi menurutnya, penyiksaan itu hanya sedikit saja terjadi dan bukan fenomena umum di Mesir. Sementara Direktor Lembaga pemantau HAM meminta PM Mesir pada April lalu untuk melepaskan 15 ribu tahanan di penjara penjara Mesir. Tapi Nazef menolak angka sebesar itu. Ia mengatakan jumlah tawanan tidak lebih dari tiga ribu orang saja. (na-str/iol)