Sedangkan, Khadijah RA telah terukir indah namanya di hati Rasulullah dan umatnya sepanjang zaman. Karena, ia telah rela menghabiskan hartanya dalam rangka penyebaran Islam. Ia pula yang menghibur baginda Nabi, ketika Nabi terguncang menerima wahyu pertama. Khadijah segera tampil dengan nasihat dan semangat kepada Nabi.
Dari rahim Khadijah lahir seorang putri kesayangan Nabi, Fatimah ra, putri yang bersih dari segala debu jahililah. Fatimah hidup di bawah bimbingan ayahnya, manusia terbaik sepanjang zaman, Muhammad SAW.
Fatimah tidak dibesarkan dalam fasilitas keduniawian, melainkan dalam kancah perjuangan fisabilillah. Fatimah pula yang membersihkan punggung ayahandanya, dari kotoran bangkai hewan yang diletakkan kafir Quraisy.
Fatimahlah yang selalu menghibur ayahnya, saat Beliau menghadapi tekanan-tekanan dari kaum Quraisy. Kini setelah ribuan tahun berlalu, masihkah wanita muslimah Indonesia menjadikan empat wanita terbaik tersebut sebagai sumber inspirasi kehidupan mereka?
Masihkah kesucian Mariyam memberi inspirasi kehidupan wanita muslimah Indonesia, sehingga mereka menjadikannya sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan hidup mereka?
Masihkah keindahan surgawi, seperti yang didambakan Ibu Negara Asiyah, terus mempesona, mengalahkan daya tarik berlimpahnya harta dan kuasa duniawi? Bahkan tanpa sempat kita bertanya apakah ia datang dengan jalan halal atau haram? Masihkah bersuamikan pria yang saleh, menjadi idaman ketimbang hidup berumahtangga dengan pria yang tak mengenal persiapan untuk hari kemudian (yaumil akhir)? (Rol)