Hari yang ditunggu oleh banyak warga Mesir, entah dengan kegembiraan atau takut, hari Minggu sebagai ulang tahun pertama Presiden Mohammed Mursi dalam kekuasaan.
Hari demonstrasi 30 Juni, yang disebut oleh akar rumput pemberontakan dan pemimpin oposisi sekuler , merupakan hari permulaan dari masa depan , mereka mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 22 juta tanda tangan untuk memundurkan Mursi dan tuntutan pemilu baru.
Pada hari Minggu pagi, kerumunan orang Mesir sudah mulai berkumpul di Tahrir Square ikon Kairo. Pendukung Mursi juga telah berkumpul di sekitar Masjid Raba El-Adwyia di Nasr City, pinggiran Kairo.
Poster menyerukan rakyat untuk bergabung dengan demonstrasi terhadap pemerintahan yang sah bermunculan di sekitar Kairo, dan pada jendela mobil dengan tulisan “Juni 30” di sepanjang jalan.
Sementara itu, para pendukung Islam bersumpah untuk mempertahankan legitimasi Mursi sampai akhir.
Sejak presiden dari kelompok Islamis mengusasi kursi kepresidenan, ia telah berjuang dengan serangan gangguan dari pengadilan, media dan polisi. Sehingga ekonomi terganggu, investasi terhenti, inflasi melonjak, dan industri pariwisata penting telah terpukul.
Mursi, seorang pemimpin senior Ikhwanul Muslimin, adalah presiden pertama Mesir yang terpilih dalam pemungutan suara yang bebas, memenangi kekuasaan setelah pemberontakan 2011 Arab spring yang mengakhiri tiga dekade pemerintahan diktator Hosni mubarak itu.
“Kami tidak akan membiarkan kudeta terhadap presiden,” kata anggota Senior Ihwanul Muslimin , Mohamed al-Beltagui di Kairo, AFP melaporkan,
Namun tokoh oposisi sekuler ElBaradei, mendesak presiden “untuk mendengarkan rakyat” dan segera menyingkir dari kekuasaan. (Arby/Dz)