Eramuslim.com – Sejak beberapa hari lalu terjadi aksi unjukrasa dan teror terhadap umat Islam di Eropa. Di Swedia beberapa masjid dibakar teroris, dan di Jerman sekira 18.000 warganya menggelar aksi unjuk rasa menentang eksistensi Islam di negaranya. Mereka ini didominasi kaum Neo-Nazi menggelar aksi Pegida, akronim dari “Warga Eropa Patriotik Menolak Islamisasi Peradaban Barat”.
Pawai gerakan anti-Islam paling ramai terjadi di Kota Dresden dan Cologne, seperti dilansir The Independent, Selasa (6/1). Isu yang diangkat para peserta pawai adalah permintaan agar hukum imigrasi diperketat. Longgarnya aturan di Jerman membuat pendatang dari Turki atau Timur Tengah membanjir. Negeri Panzer itu dinilai semakin terislamisasi.
“Pemerintah telah membiarkan orang Suriah ke Jerman, dan kini ISIS mewabah di negara kita!,” seru salah satu peserta Pegida.
Namun aksi anti-Islam tersebut segera saja ditentang oleh warga Jerman lainnya dan jumlahnya jauh lebih banyak. Dilaporkan International Business Times, ribuan warga di pelbagai kota menggelar unjuk rasa tandingan. Salag satunya di Cologne kemarin malam waktu setempat, peserta Pegida kalah banyak dibanding kelompok pro-muslim yang mencapai 2.000 orang. Warga Jerman yang mendukung imigrasi membawa papan bernada simpatik. Misalnya “silakan pengungsi datang ke Jerman” atau “tidak ada tempat buat Nazi di bumi Jerman”.
Di Stuttgart, kubu penentang Pegida mencapai 22.000 orang, di Berlin sekira 5.000 warga berkampanye mendukung imigrasi dan menolak sentimen anti-muslim. Kantor Berita DPA memperkirakan lebih dari 30.000 orang turun ke jalan kemarin, menentang aksi yang dilakukan Pegida.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tidak akan pernah menuruti kemauan Neo-Nazi Pegida. Dia memastikan kebijakan imigrasi negaranya akan tetap ramah pada pendatang, dari manapun asalnya.(rz)